Sejarah Muawiyah

Advertisement



  sejarah muawiyah: Kisah Hidup Ali Ibn Abi Thalib Mustafa Murrad, 2009-02-01 Siapa yang tak mengakui kebesaran, kemuliaan, dan kedekatan hubungan Ali dengan Rasulullah? Dialah wajah yang dimuliakan Allah karena sepanjang hidupnya tak pernah menyembah berhala, karena sejak kecil telah menjadi fida (tebusan Nabi) dan menyerahkan jiwa raganya demi keagungan Islam. Dialah pintu gerbang menuju kota ilmu. Dialah suami seorang pemimpin wanita ahli surga, ayah dua cucu terkasih bola mata Nabi. Kemuliaannya bukan karena penaklukan wilayah-wilayah baru negeri Islam, melainkan karena ia telah menyelamatkan umat dari kebinasaan. Keberhasilannya bukan karena ia mengislamkan banyak kafir dan mendapatkan banyak ganimah, melainkan karena ia telah menjaga tunas Islam agar bisa terus tumbuh dan berkembang Kisah hidup Khulafaur Rasyidin, Ali ibn Abi Thalib yang disuguhkan kepada pembaca dengan suguhan yang menarik. Diterbitkan oleh penerbit Serambi Ilmu Semesta (Serambi Group)
  sejarah muawiyah: Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Bani Umayyah Prof. Dr. Abdussyafi Muhammad Abdul Lathif, Para sejarawan Islam telah membukukan riwayat perjalanan umat dengan begitu amanah. Buku Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Bani Umayyah karya Prof. Dr. Abdussyafi Muhammad Abdul Lathif ini adalah salah satu permata dibidang sejarah Islam. Dengan membacanya, semoga kaum Muslimin bisa meneladani para pendahulunya, dan dapat melanjutkan penulisan sejarahnya dengan tinta emas. Buku referensi sejarah Islam ini menguraikan: 1. Proses pendirian Khilafah Bani Umayyah. 2. Riwayat hidup keempat belas khalifah Dinasti Umayyah 3. Lika-liku perjalanan Khilafah Bani Umayyah selama kurang lebih 90 tahun. 4. Perluasan wilayah Negara Islam selama era Khilafah Bani Umayyah. 5. Metode dan strategi penyebaran Islam selama era Khilafah Bani Umayyah. 6. Sistem administrasi dan tata negara yang berkembangkan oleh Khilafah Bani Umayyah. 7. Berbagai gerakan anti Dinasti Umayyah. 8. Proses keruntuhan Khilafah Bani Umayyah. - Pustaka Al-Kautsar Publisher - Dilarang keras mem-PDF-kan, mendownload, dan memfotokopi buku-buku Pustaka Al-Kautsar. Pustaka Al-Kautsar tidak pernah memberikan file buku kami secara gratis selain dari yang sudah tersedia di Google Play Book. Segala macam tindakan pembajakan dan mendownload PDF tersebut ada ilegal dan haram.
  sejarah muawiyah: Putri-Putri Sahabat Rasulullah Ahmad Khalil Jam'ah, 2022-08-25 Jika buku ini dibeli seorang pemuda dengan uang seharga emas, aku bersumpah itu tidak sesuai karena buku ini mengumpulkan seluruh kebaikan, di dalamnya terdapat kebaikan dan banyak sekali hikmah…
  sejarah muawiyah: Teori politik Islam Muhamamd Dhiauddin Rais, 2001
  sejarah muawiyah: SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM UNTUK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS 7 Dr. H. Muradi, MA, Erta Mahyudin, M.PdI, Buku pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam untuk kelas VII Madrasah Tsanawiyah (MTs)ini disusun berdasarkan kurikulum madrasah sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Agama RI No. 183 Tahun 2019, yang dalam implementasinya berpedoman kepada Keputusan Menteri Agama RI No. 184 tahun 2019. Pengembangan dari kurikulum 2013 diharapkan akan lebih mampu mempersiapkan peserta didik yang disamping taat melaksanakan kewajiban beragama, juga mampu mengekspresikan pemahaman agamanya dalam hidup bersama yang multikultural, multietnis, multifaham keagamaan dan kompleksitas kehidupan secara bertanggung jawab, toleran dan moderat dalam kerangka berbangsa dan bernegara Indonesia. Dari segi aspek penyajian, kurikulum baru ini masih tetap berbasiskan kompetensi, dengan memberikan perhatian yang seimbang terhadap tiga aspek: afektif (sikap spiritual dan sikap sosial) kognitif dan psikomotorik, yang harus diperhatikan dalam penentuan tujuan dan penilaian pembelajaran, seperti pada kurikulum 2013 yang lalu. Buku ini terdiri atas 8 bab. Setiap bab diawali dengan menyebutkan Kompetensi Dasar,Tujuan pembelajaran, dan Indikator bab yang bersangkutan, lalu peta konsep, mengamati dan bertanya terutama dengan media gambar, kemudian materi utama yaitu uraian dari judul atau pokok bahasan bab tersebut, beserta rangkumannya, dan diakhiri dengan latihan terkait materi pelajaran itu. Termasuk dalam latihan ini adalah pemberian tugas yang perlu dilakukan peserta didik baik secara mandiri ataupun kelompok. Latihan juga diberikan pada akhir semester ganjil dan semester genap, yang sekaligus dapat dijadikan alat penilaian terhadap prestasi peserta didik pada semester yang bersangkutan. Terakhir disampaikan latihan penilaian akhir tahu, Daftar Pustaka dan Glosarium yang memuat kumpulan daftar kata atau istilah yang penting. Untuk mencapai kompetensi dan tujuan pembelajaran, maka digunakan pendekatan saintifik, seperti pada kurikulum lama, namun tentu dengan metode, langkah-langkah belajar serta sistem penilaian yang disesuaikan dengan karakteristik materi pelajaran agama (PAI) itu sendiri, dan di pihak lain disesuaikan pula dengan situasi dan kondisi real di madrasah, seperti masalah keterbatasan waktu dan ketersediaan sarana serta fasilitas belajar yang dibutuhkan.
  sejarah muawiyah: Pendidikan Agama Islam : Sejarah Kebudayaan Islam Untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas VII Dr. H. Murodi, MA, Buku pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam untuk Madrasah Tsanawiyah (MTs.) Kelas VII ini disusun tetap berdasarkan Kurikulum Madrasah yang dikeluarkan Menteri Agama RI Tahun 2013, yang dalam pelaksanaannya berpedoman kepada Keputusan Menteri Agama RI No. 165 Tahun 2014, dan Surat Edaran Dirjen Pendis Kemenag RI Tahun 2015, terdiri atas 5 Bab. Setiap bab mengandung: uraian materi pelajaran, rangkuman, hikmah, evaluasi dan tugas dari bab yang bersangkutan.
  sejarah muawiyah: Kisah Hidup Utsman ibn Affan Mustafa Murrad, 2009-02-01 Utsman ibn Affan lahir enam tahun setelah Tahun Gajah, tepatnya pada 47 S.H. Usianya enam tahun lebih muda daripada Rasulullah Saw. Ia dilahirkan di Taif, daerah yang paling subur di kawasan Hijaz. Selayaknya anak-anak jazirah lainnya, Utsman ibn Affan tumbuh dalam lingkungan budaya dan kehidupan masyarakatnya yang diliputi kebodohan dan kesesatan. Jalan kehidupannya mulai berubah ketika rongga dadanya tiba-tiba disesaki rasa cinta kepada Ruqayyah putri Muhammad. Ia telah mengenal keutamaan gadis itu dan kemuliaan serta kejujuran ayahnya, Muhammad. Ia berangan-angan seandainya Ruqayyah menjadi pendamping hidupnya. Namun kedukaan memenuhi dadanya; hatinya didera kesunyian dan kesedihan saat mendengar gadis pujaannya itu dinikahi oleh putra Abu Lahab. Dialah dzû al-nûrayn pemilik dua cahaya, Dialah khalifah yang lembut, penyabar, sangat santun, dan super dermawan. Dialah sahabat Rasulullah yang sangat pemalu hingga para malaikat pun merasa malu kepadanya. Diterbitkan oleh penerbit Serambi Ilmu Semesta (Serambi Group)
  sejarah muawiyah: Narasi Sejarah Asyura Sayid Ibnu Thawus, 2019-08-01 Keceriaan pribadi yang meyakini alam abadi- Nya tampak di wajah mereka. Kecemasan orang yang takut akan bahaya yang menghadang kala berjumpa dengan-Nya terlihat jelas di raut muka mereka. Kerinduan mereka pada apa yang dikehendaki-Nya kian bertambah. Sikap mereka terhadap apa yang berasal dari-Nya sama dengan sikap mereka terhadap apa yang kembali kepada-Nya. Telinga mereka dengan saksama mendengar rahasia-rahasia Ilahi. Hati mereka selalu riang dengan kelezatan zikir-Nya. Karenanya, Dia dekatkan mereka kepada-Nya sesuai dengan ketaatan mereka tersebut, dan Dia berikan kepada mereka karunia dari sisi-Nya, seperti seorang arif nan penyayang.
  sejarah muawiyah: Legenda 4 Umara Besar Indra Gunawan, 2014-03-13 Tidak diragukan lagi, kepemimpinan terbaik dalam sejarah umat Islam adalah Nabi Muhammad, kemudian dilanjutkan empat Khulafaur Rasyidin: Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Setelah itu, dalam rentang empat belas abad lebih, dengan wilayah meliputi tiga benua dan sejumlah dinasti, para pemimpin Islam muncul silih berganti. Perdebatan tentang politik Islam tidaklah absah tanpa pembahasan sepak terjang para umara besar. Buku ini mengupas perjalanan umara tersebut dalam menjalankan roda pemerintahannya. Mengapa Muawiyah, al- Manshur, Shalahuddin, dan Abdul Hamid II? Pemilihan biografi mereka mewakili empat dinasti besar Islam yang pernah ada, di mana tiga di antaranya bergelar khalifah: Umayah, Abbasiyah, dan Utsmaniyah. Selain itu ketiganya juga meliputi pusat pemerintahan dengan tiga kawasan berbeda: Damaskus, Baghdad, dan Istanbul. Jika Abdul Hamid II adalah khalifah terakhir Utsmaniah (setelahnya hanya jabatan simbolis), maka Muawiyah dan al-Manshur adalah pendiri sesungguhnya dari Dinasti Umayah dan Abbasiyah. Khusus tentang Shalahuddin, pahlawan Perang Salib ini mewakili Dinasti Ayyubiyah yang berkuasa di Mesir, dan ia pula yang menjadi pendirinya. Kehebatannya dalam perang menjadikannya sangat populer dalam tinta sejarah lintas generasi. Bagaimana sepak terjang keempat umara legendaris ini dalam menjalankan pemerintahannya? Bagaimana mereka mengatasi konflik dan makar terhadap mereka? Seteguh dan sekuat pula apa mereka menghadapinya? Buku ini membahas ragam sepak terjang seorang pemimpin yang sesungguhnya, untuk dijadikan teladan. Maka tentu saja, selain layak menjadi buku wajib bagi mereka yang punya mimpi besar sebagai pemimpin, tapi juga bagi setiap kita. Karena sebagaimana sabda Nabi, bukankah setiap kita adalah pemimpin? Dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya? Penulisan buku ini juga mencantumkan ensiklopedi wilyah dan dinasti, begitu pula data-data dan tahun peristiwa dari keempat tokoh umara tersebut.
  sejarah muawiyah: After The Prophet Lesley Hazleton, 2018 Dari zaman TV hitam putih menyiarkan program Dunia Dalam Berita jam 9 malam sampai sekarang, tiada hentihentinya kita dengar berita dari Timur Tengah tentang peperangan sesama orang Islam, pemboman masjid, penghancuran situs ziarah, pembunuhan brutal warga sipil yang tak berdosa, dan berbagai bentuk kekerasan lainnya. Apalagi belakangan ini, dunia Islam diguncang dan dibuat porak-poranda oleh isu radikalisme dan intoleransi agama, terorisme global dan isu kekhilafahan, konflik sektarian dan perang saudara, seperti di Suriah, Yaman, Irak, Pakistan, Mesir, Iran, Lebanon, Afganistan, dan lainnya. Jika dirunut ke belakang, konflik dan peperangan ini dipicu oleh dua arus utama dalam Islam yang saling berseberangan dalam banyak hal: Islam Sunni yang mayoritas dan Islam Syiah yang minoritas. Keadaan ini semakin diperparah dengan keterlibatan negara Barat di dunia Timur, terutama Timur Tengah, bisa karena motif invasi dan kolonialisasi, politik kekuasaan, penguasaan sumber daya alam (minyak) dan ekspor gerakan Wahabi dari kerajaan Arab Saudi ke berbagai belahan negeri Islam untuk kepentingan keamanan bisnis mereka. Menarik sekali....sangat hidup dan memukau.... Siapa pun yang berusaha memahami masalah Timur Tengah masa kini bisa belajar banyak dari bükü ini. Hazleton tidak hanya menulis fakta yang melatari perpecahan Syiah-Sunni, tetapi juga dengan sangat bertanggungjawab memanfaatkan referensi yang sudah berabad-abad usianya untuk mengungkap kedalaman sensitifitas emosional dan spiritual yang terbungkus dalam kata sederhana, seperti 'Karbala' (Dia) dengan piawai menggunakan sumber-sumber asli, yang sebagian be?ar merujuk pada riwayat tertulis kontemporer maupun riwayat tradisi oral, untuk menghidupkan dan memberi napas sosok-sosok penting yang sudah akrab di kalangan umat ?slam, tetapi masih asing bagi sebagian besar non-lslam.” —Seattle Times
  sejarah muawiyah: Satu Islam Sebuah Dilema Haidar Bagir, 2011-06-01 Buku ini merupakan rekaman pandangan berbagai kalangan cendekiawan Muslim di Indonesia tentang persaudaraan dan persatuan Islam yang merupakan cita penting Islam, namun paling rentan di sepanjang sejarah agama ini. Dibahas pula masalah kriteria kemusliman, ruang bagi ijtihad, dan berbagai pendapat masalah kepemipinan, strategi perjuangan umat, dan lain-lain. [Mizan, Religion, Agama, Islam, Indonesia]
  sejarah muawiyah: Biografi Utsman bin Affan Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi, Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu adalah sosok Khulafa Ar-Rasyidun, yang dipilih dan dibaiat pasca meninggalnya Umar bin Al-Khathab Radhiyallahu Anhu. Ia sosok yang sangt istimewa, karena menjadi menantu dari dua putri Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam; Ummu Kultsum dan Ruqayyah Radhiyallahu Anhuma. Dialah satu-satunya sahabat yang menikah dengan dua putri Rasulullah, sehingga mendapat julukan Dzunnurain (Lelaki yang Memiliki Dua Cahaya). Rasulullah begitu sangat menghargai sosok sahabat ini, sehingga pada suatu ketika, ketika Utsman masuk untuk menemuinya, betis Rasululllah yang tersingkap segera beliau tutupi. Kepada Aisyah beliau mengatakan, Sesungguhnya aku malu kepada orang yang para malaikat pun malu kepadanya. Atau dalam hadits lain, beliau mengatakan, Yang paling mempunyai sifat pemalu adalah Utsman. Utsman bin Affan dikenal sebagai khalifah yang tajir dan dermawan. Hartanya yang melimpah ia gunakan berjihad di jalan Allah. Ia menjadi donatur kaum muslimin dalam beberapa peperangan, juga menjadi donatur dalam memenuhi segala kebutuhan dan fasilitas yang dikhidmatkan buat umat Islam. Setelah Perang Tabuk, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Apa-apa yang dilakukan Utsman setelah ini tidak mengapa (dimaafkan dosa-dosanya). Begitu cintanya Rasulullah kepada sosok Utsman, maka ketika Utsman dikirim sebagai delegasi kaum Muslimin untuk menemui para pemuka Quraisy di Makkah, kemudian tersiar kabar bahwa dirinya dibunuh, Rasulullah segera mengumpulkan para sahabat untuk melakukan baiat agar para sahabat tetap tegar dan berjuang untuk melawan kaum kafir Quraisy. Ini adalah yangan Utsman, ujar Rasulullah sambil memukulkan telapak tangan kanannya ke atas tangan kirinya. Baiat tersebut kemudian diikuti oleh sekitar 1.400 sahabat, yang siap membela kehormatan Utsman bin Affan. Baiat itu kemudian dikenal sebagai Baiatur Ridhwan. Utsman bin Affan adalah sosok yang santun, lembut dan penyabar. Sifat inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh para pemberontak, baik dari kaum munafik maupun para pengikut Ibnu Saba untuk menebar fitnah dan melakukan pergolakan pada masa pemerintahan Utsman. Utsman dengan kesabaran dan kecerdikannya tidak terpancing dengan berbagai aksi provokasi tersebut, semata-mata ia tidak ingin menumpahkan darah dan tidak ingin terjadi huru hara yang lebih besar lagi. Utsman mengetahui peristiwa yang akan menimpanya, pemberontakan dan pembunuhannya, yang sudah diprediksi dan disampaikan oleh Rasulullah kepadanya. Rasulullah bersabda, Barangsiapa yang selamat dari tiga hal, maka sesungguhnya dia selamat (beliau menyebutnya tiga kali); Kematianku, Dajjal dan pembunuhan terhadap khalifah yang sabar dengan kebenaran dan menyampaikannya. Pembunuhan terhadap khalifah yang sabar yang dimaksud adalah Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu. - Pustaka Al-Kautsar Publisher - Dilarang keras mem-PDF-kan, mendownload, dan memfotokopi buku-buku Pustaka Al-Kautsar. Pustaka Al-Kautsar tidak pernah memberikan file buku kami secara gratis selain dari yang sudah tersedia di Google Play Book. Segala macam tindakan pembajakan dan mendownload PDF tersebut ada ilegal dan haram.
  sejarah muawiyah: Meniti kalam kerukunan Mohamad Nur Kholis Setiawan, Djaka Soetapa, 2010 Dialog between Islam and Christians in Indonesia and terminology in Islam and Christianity.
  sejarah muawiyah: Otoritarianisme Hukum Islam ; Kritik atas Hierarki Teks Al-Kutub As-Sittah Dr. Muhammad Habibi Siregar, 2014-01-01 Sejak terkodifikasinya kitab-kitab hadits, perkembangan ijtihad dalam hukum Islam tidak menggembirakan, untuk tidak mengatakan mengalami kemandegan. Bahkan, hingga saat ini, para ulama masih terbelenggu dengan referensi hadits yang tersekat-sekat, juga dengan hierarkinya. Bukan hanya itu, dalam melakukan ijtihad dan mengambil istinbath hukum, para ulama masih merujuk pada kitab karya ulama berabad lampau, tanpa melihat konteks saat ini yang berbeda tempat dan waktu. Akibatnya, dinamika sosial yang melaju pesat dengan berbagai persoalan kemasyarakatan yang terkadang membutuhkan jawaban hukum menurut Islam, justru tidak menemukan solusi hukumnya dalam fatwa dan ijtihad ulama masa kini. Oleh karena itu, dibutuhkan bahasan yang mengaitkan antara kodifikasi hadits dan kreativitas berijtihad dalam kajian-kajian fiqh. Kodifisi hadits, khususnya al-kutub as-sittah, dianggap menghambat perkembangan ijtihad karena hierarkinya yang membelenggu. Lebih jauh, teks-teks nash yang sudah ada perlu dikembangkan dengan pamahaman-pemahaman dan perspektif baru sehingga menjadi energi yang luar biasa bagi dinamika ijtihad sekaligus kemampuan Islam untuk menjawab persoalan kekinian.
  sejarah muawiyah: Fikih Sirah Dr. Said Ramadhan Al-Buthy, 2010-03-01 Akan tetapi, tidak dengan buku yang satu ini. Karya Dr. Al-Buthy ini sangat lincah, cerdas, dan membimbing kita pada pemahaman sirah yang benar. Inilah satu-satunya buku pegangan dasar tentang sirah Nabi Muhammad Saw. yang paling lengkap dan tepercaya. Sebagai ulama paling berpengaruh abad ini, otoritas sang pengarang sama sekali tidak diragukan. Beliau menyajikan karya ini dengan ungkapan sastrawi yang ringan dan renyah. Buku yang penuh kejutan, bahkan dari kisah hidup Rasulullah Saw. yang paling sederhana pun ternyata ada hikmah dan hukum yang patut kita renungkan. Buku ini wajib dibaca oleh siapa pun yang merindukan sosok ideal dalam menjalani hidupnya di dunia dan akhirat. [Mizan, Hikmah, Referensi, Agama, Islam, Indonesia]
  sejarah muawiyah: Khairuddin Barbarossa Syaikh Abdul Aziz Az-Zuhairi, Siapa yang tak kenal dengan Khairuddin Barbarossa? Namanya begitu dikenal dalam sejarah maritim kaum Muslimin. Panglima begitu berjuluk Si Janggut Merah itu, bersama saudaranya Aruj (Barbarossa brother), dikenal tangguh dan piawai dalam berjihad di lautan. Namun, sejarah versi Barat membelokkan sosok laksamana Turki Utsmani (Ottoman) ini sebagai bajak laut yang kejam dan bengis. Selain Barbarossa, tercatat juga nama Ahmad Muhyiddin Ar-Reis atau biasa ditulis dalam berbagai literature Barat dengan sebutan Piri Reis. Sosok pelaut muslim ini dikenal sebagai navigator ulung dan pembuat peta lautan yang sangat terkemuka, lengkap, dan pertama di dunia. Peta yang dibuatnya menjadi rujukan para pelaut-pelaut Eropa. Masih banyak lagi tokoh-tokoh pejuang muslim yang sangat terkenal dalam jihad di wiliayah maritim ini. Mereka tak ahli strategi dalam bertempur, tapi juga memahami peta dan ilmu kelautan sebagai sarana untuk membebaskan negeri-negeri yang menjadi tujuan dakwahnya. Ini membuktikan, bahwa zona maritim juga menjadi perhatian kaum muslimin sejak dulu kala. Buku yang ada di tangan Anda, adalah paparan fakta yang menarik tentang ketangguhan para laksamana atau panglima laut kaum muslimin dalam menghadapi pertempuran-pertempuran di lautan. Dalam buku ini juga diungkap tentang sejarah perjuangan umat Islam di zona maritim dan kekuatan-kekuatan armada laut pada masa Daulah Abbasiyah, daulah Umawiyah, Daulah Mamlukiyah (Mamalik Bahriyah), dan Daulah Utsamniyah. Karenanya, buku ini sangat penting untuk Anda miliki! - Pustaka Al-Kautsar Publisher - Dilarang keras mem-PDF-kan, mendownload, dan memfotokopi buku-buku Pustaka Al-Kautsar. Pustaka Al-Kautsar tidak pernah memberikan file buku kami secara gratis selain dari yang sudah tersedia di Google Play Book. Segala macam tindakan pembajakan dan mendownload PDF tersebut ada ilegal dan haram.
  sejarah muawiyah: Fatwa-Fatwa Kontemporer 2 Yusuf Al Qaradhawi, 1995
  sejarah muawiyah: Mazhab Cinta Perjalanan Duka Sepanjang Masa Irawan Massie, Mazhab Cinta Perjalanan Duka Sepanjang Masa
  sejarah muawiyah: Islam Aktual Jalaluddin Rakhmat, 2021-10-13 Satu Tuhan, Satu Nabi, banyak mazhab—inilah kenyataan di kalangan umat Islam. Kenyataan demikian tidak perlu dirisaukan sejauh tafsir-tafsir itu masih bersetia pada pokok-pokok ajaran Islam (Al-Quran dan Sunnah). Dan sepanjang perbedaan itu tidak saling menyalahkan melainkan saling menghormati. Keragaman tafsir itu bukan saja tidak perlu disesali, melainkan memang keniscayaan. Betapa tidak? Ada perbedaan keluasan dan kedalaman pengetahuan dan perbedaan metodologi penafsiran di kalangan sahabat dan generasi sesudahnya. Di samping itu, ada perubahan zaman yang menuntut respons yang aktual dan sekaligus autentik. Di Islam Aktual, Jalaluddin Rakhmat menunjukkan bagaimana kita menyikapi perbedaan-perbedaan yang terjadi di tubuh umat Islam, dan bagaimana pula merespons perkembangan zaman. Tujuannya tentu agar Islam, sebagai agama rahmat bagi alam semesta, selalu shalih li kulli zaman wa makan (relevan di setiap tempat dan waktu). [Mizan, Mizan Publishing, Agama, Islam, Pemikiran Islam, Bahasa Indonesia]
  sejarah muawiyah: Ajaran Agama-Agama Besar di Dunia Muhamad Afif Bahaf, 2015-02-27 Ada beragam tipologi agama yang dikemukakan oleh para ahli studi agama, dimana masing-masing tipologi yang dibuat berdasarkan aspek dan karakter yang mereka jadikan acuan dan sudut pandang. Berdasarkan tempat atau daerah kelahirannnya, agama dapat dikelompkkan ke dalam agama-agama wilayah Asia Barat, yaitu: agama Yahudi, Nasrani, Islam; Asia Tengah dan Selatan, yaitu: agama Zoroaster, Hindu, Budha, Jaina, Sikh; Asia Timur: agama Shinto, Kong Hu Cu, Tao. Tipologi berdasarkan tempat kelahiran ini hanya menggambarkan penyebaran agama masing-masing sehingga kurang menjelaskan aspek lain yang lebih mendasar seperti aspek isi ajarannya. Ditinjau dari sudut ras dimana agama tersebut lahir dan berkembang maka agama dikelompokkan ke dalam agama ras Semit, yaitu: Yahudi, Nasrani, Islam; agama ras Arya, yaitu: Hindu, Jaina, Sikh, Zoroaster; agama ras Mongolia, yaitu: Kong Hu Cu, Tao, Shinto, dan agama ras Missellaneous, yaitu: Budha. Sama seperti pengelompokkan berdasarkan daerah kelahirannya, pengelompokkan berdasarkan ras pun tidak menyentuh persoalan agama yang paling mendasar sehingga tidak memberikan gambaran yang jelas dan utuh.
  sejarah muawiyah: Biografi Ali bin Abi Thalib Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi, Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu adalah khalifah keempat dari Khulafaurrasyidin, sebuah estafet kepemimpinan yang selau berada dalam petunjuk dan hidayah. Ali bin Abi Thalib melanjutkan tongkat kepemimpinan para pendahulunya Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khathab, dan Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhum. Kepemimpin yang tegak atas baiat kaum muslimin, yang berjanji setia dan ridha untuk melanjutkan risalah dakwah yang diemban oleh Rasulullah. Ali bin Abi Thalib adalah sepupu Rasulullah sekaligus yang pertama kali masuk Islam dari kalangan pemuda. Ia juga dikenal sebagai panglima pemberani yang ahli dalam perang tanding, ahli dalam bidang fikih, ahli hikmah, sekaligus ahli strategi pemerintahan. Posisinya sebagai kerabat Rasulullah, membuat sebuah kelompok yang menganggapnya sebagai khalifah yang berhak menggantikan kepemimpinan Rasulullah. Bahkan ada yang mengagung-agungkannya secara ekstrem (ghuluw) sebagaimana dilakukan oleh kelompok Syiah Rafidhah. Namun, Ali bin Abi Thalib lebih memilih mengikuti kesepakatan kaum muslimin untuk membait Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagai khalifah pengganti Rasulullah. Ia ridha berada dalam bait tersebut dan begitu memuliakan sahabat seniornya tersebut. Begitu pula dengan Abu Bakar, yang juga begitu memuliakannya. Buku ini menceritakan secara menarik dan mendalam tentang sosok Khalifah Ali bin Abi Thalib. Dari mulai kepribadiannya, kedalaman ilmu agamanya, kemampuannya dalam mengelola pemerintahan, dan seluk beluk konflik dan pertentangan yang terjadi pada masa kepemimpinannya, sehinga menimbulkan banyak kelompok sempalan, seperti Syiah Rafidhah dan Khawarij. Buku ini juga memberikan bantahan terhadap syubhat-syubhat pemikiran dan keyakinan yang menyimpang dari kelompok yang bersikap ekstrem dalam memuliakan Ali bin Abi Thalib. Termasuk membongkar hadits-hadits dhaif tentang kepemimpinan pasca wafatnya Rasulullah. - Pustaka Al-Kautsar Publisher - Dilarang keras mem-PDF-kan, mendownload, dan memfotokopi buku-buku Pustaka Al-Kautsar. Pustaka Al-Kautsar tidak pernah memberikan file buku kami secara gratis selain dari yang sudah tersedia di Google Play Book. Segala macam tindakan pembajakan dan mendownload PDF tersebut ada ilegal dan haram.
  sejarah muawiyah: Kemelut Perang di Zaman Rasulullah A.R. Shohibul Ulum, 2021-09-25 Perdamaian adalah asas (dasar) dari ajaran Islam. Begitupun dalam perang. Perang itu ibarat api. Ia tak mungkin membara jika tak ada yang menyulut. Dalam bentangan sejarah, umat Islam tak pernah memantik api peperangan. Namun, jika perang sudah berkobar, kaum Muslimin pantang mundur. Jika perang sudah ditabuh, kaum Muslimin pantang mengendur. Sejarah mencatat banyak peperangan yang dilakoni oleh kaum Muslimin. Sejak Perang Badar, hingga perang era Khulafaur Rasyidin. Dari sini, para orientalis memancing di air keruh, mencari celah untuk memojokkan Islam dan kaum Muslimin. Dari sini, timbul pertanyaan, bagaimanakah sejarah Rasulullah ﷺ dalam berperang? Apa saja yang diutamakan Rasulullah ﷺ ketika harus turun di medan peperangan? Mulai dari Perang Badar hingga Perang Nahrawan, ternyata ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dan patut untuk kita cermati. Agar kita tahu, sebab-musabab mengapa pedang harus dihunus. Apa seni yang diterapkan Rasulullah ﷺ dalam berperang? Mari kita kupas bersama!
  sejarah muawiyah: Islam Untuk Indonesia Hasanudin Abdurakhman, 2017-08-14 Kita tahu bahwa ada banyak corak religiositas atau pengalaman keberagamaan Islam yang berbeda di berbagai belahan dunia Islam sesuai dengan kadar pemahaman, kondisi geografis, dan latar-belakang sosial-budaya masyarakat setempat. Nah, dalam hal ini, kira-kira seperti apakah corak keberagamaan Islam yang paling pas dan cocok untuk masyarakat Indonesia? Melalui karya keduanya yang kami terbitkan kali ini, Kang Hasan—sapaan akrab Hasanudin Abdurakhman—kembali hadir menyapa pembaca untuk mengekplorasi dan meninjau kembali berbagai isu atau persoalan yang berkaitan dengan religiositas Islam masyarakat Indonesia. Meski bukan karya akademis dalam artian ilmiah ketat, buku berisi kumpulan gagasan dan pemahaman Kang Hasan ini—boleh dikata—memuat semacam “kritik nalar” sederhana atau sejenis telaah “konseptual-rasional-kritis” atas religiositas Islam masyarakat Indonesia. Dalam buku ini, terkandung percikan-percikan pemikiran yang berbobot, menarik, menggugat, dan mengejutkan. Anda penasaran? Simaklah sampai khatam buku ini. Selamat membaca!
  sejarah muawiyah: Aula , 2005
  sejarah muawiyah: Kado Pernikahan Syaikh Mahmud Mahdi al-Istanbuli, 2017-03-20 Kado Pernikahan Tuntunan dalam mempersiapkan pernikahan Islami dan membina keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah sesuai petunjuk al-Qur`an dan sunnah Nabi s.a.w. Syaikh Mahmud Mahdi al-Istanbuli Pernikahan adalah ibadah yang sangat sakral. Namun, masih banyak di antara kita yang belum mengetahui dan memahami seluk beluknya. Padahal, tanpa pemahaman yang benar, bahtera pernikahan akan berjalan tidak sesuai dengan apa yang diidamkan, bahkan bisa berakibat kepada kehancuran mahligai rumah tangga. Buku persembahan penerbit QisthiPress ini mengulas secara terperinci segala hal yang harus dipahami dan diketahui, baik menjelang maupun sesudah pernikahan. Dimulai dari pembinaan akhlak generasi muda agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas pra nikah, memilih pasangan, pendidikan seks Islami, penyelesaian problematika dalam rumah tangga, hingga pendidikan anak. Seluruh persoalan itu dijelaskan secara detil namun ringkas dengan merujuk pada dalil-dalil al-Qur`an dan sunnah Nabi s.a.w. Penulisnya—yang merupakan murid langsung dari Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani—tidak hanya memaparkan dan mengupas dalil-dalil tentang pernikahan dan kehidupan berumah tangga, namun juga mengajukan fakta dan kasus yang sering terjadi dalam pembinaan keluarga dewasa ini. Sehingga, karya ini sangat layak dijadikan rujukan bagi setiap muslim dan muslimah yang hendak dan sedang mengarungi bahtera kehidupan rumah tangga, demi terwujudnya keluarga yang mawaddah, sakinah, wa rahmah. Selamat membaca. Buku persembahan penerbit Qisthipress #QisthiPress
  sejarah muawiyah: Ilmu Kalam Redmon Windu Gumati, M.Ag., Inayatilah Ridwan, S.HI., M.Pd., 2023-12-02 Buku Ilmu Kalam (Memahami Theologi Islam Secara Komprehensif, Normative dan Historis) ini mengikuti pedoman Kurikulum Nasional Berbasis Kompetensi, yang mengacu kepada KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia). Sehingga penulisan buku ini bukan saja menggunakan format buku teks (teksbooks thingking), tetapi juga pencapaian Sandar Kompetensi (learning outcomes). Hal ini berdasarkan PP No. 17 Tahun 2010, bahwa Kurikulum Perguruan Tinggi dikembangkan dan dilaksanakan Berbasis Kompetensi (KBK), sebagai penegas Permendikna No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyususnan Kurikulum Perguruan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, serta Permendiknas No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi.
  sejarah muawiyah: Hand Out Discussion ASWAJA Ahlussunnah Wal Jamaah di Tabrak Jalan Moh. Rizky Putra Ramadhan Sodik , Detak Pustaka, 2025-01-31 Buku pengantar Aswaja ini adalah sumber yang sangat berharga bertujuan untuk memahami dasar-dasar Aswaja secara umum hingga memberikan gambaran tentang konsep-konsep penting yang relevan, pemikiran Aswaja, dan sejarah perkembangan Aswaja dari zaman Nabi hingga post Truth. Buku ini membantu membaca realitas sosial menggunakan paradigma Aswaja, memahami beragam teori, argumen, dan pandangan Aswaja yang mendasar, serta membantu membangun landasan pemikiran yang kuat sebelum mengeksplorasi bagian-bagian Aswaja yang lebih dalam dan spesifik. Hal itu adalah warna warni pelangi Aurora di malam hari sebagai pelita gelapnya Rasio akal pikiran. Seperti kata kelompok Muktzilah: “Bisa saja kebenaran itu beragam sebanyak jumlah pendapat para Mujtahid” atau seperti imam-imam Sunni yang mengatakan: “kebenaran hanya satu, namun yang salah dalam ijtihadnya mendapatkan ganjaran satu dan yang benar dalam ijtihadnya mendapatkan dua ganjaran”
  sejarah muawiyah: Antologi Islam Digital Islamic Library Project, 2012-02-01 Naskah asli ini ditulis oleh banyak penulis dengan beragam latar. Sebagian besar dari mereka berasal dari anak benua India yang hijrah ke Inggris, sehingga penggunaan rujukan berbahasa Inggris, selain bahasa Arab tentunya, cukup dominan. Mohon dicatat, bahwa rujukan untuk Shahih Bukhari yang berbentuk x.xxx merupakan versi Arab-Inggris. Nomor pertama sebelum titik menandakan nomor vol., dan nomor setelah titik menandakan nomor hadis (bukan nomor halaman). Contohnya, Bukhari hadis 8.578 berarti vol. 8, hadis no. 578 untuk versi Arab-Inggris. Semoga kehadiran buku dalam edisi revisi ini dapat memberi kan pencerahan dan memperkaya khazanah keberagamaan kita. Selamat membaca!
  sejarah muawiyah: Ulama dan Ilmu Pengetahuan Pada Masa Kejayaan Islam Prof. Dr. M. Hasbi Amiruddin, M.A. , 2022-07-16
  sejarah muawiyah: Oposisi Islam Dr. Neveen Abdul Khalik Musthafa, 2012-01-01 Ibn ‘Arabi, selain sebagai seorang sufi besar, ternyata juga seorang teolog yang mumpuni, dalam artian ia melakukan teoretisasi ketuhanan dengan caranya sendiri. Karena itu, Tuhan, dalam teologi negatif, adalah Misteri. Ia adalah “Misteri yang Absolut” (al-ghayb al-muthlaq). Pengalaman Ibn ‘Arabi ini merupakan sebuah eksperimentasi, betapa jalan menuju-Nya begitu terjal dan penuh onak berduri. Di wilayah tak bertuan itu, bahasa dan kata-kata seperti dibawa ke batas terakhirnya.
  sejarah muawiyah: Karbala Zhaenal Fanani, 2020-03-29 Sinopsis Muharram merupakan bulan di mana terjadi beberapa peristiwa besar – sejak milenium Nabi-nabi sebelum era Rasul Muhammad yang agung. Dan, Muharram – 10 Syuraa 61 H / 680 M, pada kurun para sahabat Nabi – menjadi Muharam kelabu dalam catatan sejarah langit. Muharram yang menjadi saksi ironi sejarah perjalanan sang cucu Rasul di padang Karbala. Husein meninggalkan Madinah menuju kota Makkah. Tekanan dan pilihan yang ditawarkan Yazid bin Muawiyah sebagai khalifah di Syam ( Suriah ) membuat Husein tidak nyaman. Saat bersamaan datang beberapa surat dari Kufah ( Irak ) yang mengharapkan kehadiran Husein dan menyatakan penduduk Kufah siap berbait dan menjaga keamanan Husein. Akan tetapi, perjalanan Husein terhenti di padang Karbala. Pasukan Ubaidillah Ibnu Ziyad, Gubernur Kufah, di bawah panglima Umar bin Sa’ad mengepung padang Karbala. Dari sisi kanan terlihat Umar bin Hajjaj. Dari sisi kiri tegak Syimr bin Dzil Jausyan. Pasukan berkuda di bawah komando Azrah bin Qois. Pasukan pejalan kaki di bawah perintah Syabath bin Rab’i. Bendera perang berada di tangan Zubaib. Di seberang, pasukan Husein tegak menanti. Zuhair bin Qain menunggu di sisi kanan. Habib bin Madhahir di sisi kiri. Bendera berada di tangan Abbas bin Ali. Dan, pagi Asyyura itu telah mengumandangkan nyanyian ironinya ketika Umar bin Sa’ad membidikkan anak panah pertamanya seraya berteriak. “ Wahai penduduk Kufah. Saksikanlah bahwa aku adalah orang pertama yang membidikkan anak panah pada pasukan Husein. Sampaikan hal ini kepada Gubernur Kufah, Ubaidillah bin Ziyad!” Husein berdiri menyongsong hujan anak panah seraya berseru. “Bangkitlah wahai para pembela agama Allah. Songsonglah syahadah yang telah menjadi bagian kita. Anak-anak panah ini adalah pesan surga yang mereka kirim.” Satu persatu pembela Husein gugur di padang Karbala. Husein menatap langit seraya berdoa. “Ya Allah…. Engkaulah sandaranku dalam kesulitan. Tumpuan harapan dalam kesusahan. Hanya Engkau kepercayaan dan kekuatanku, apapun yang menimpa diriku. Betapapun lemah hatiku, betapa pun tipu daya telah menghilangkan harapanku, betapapun kawan-kawan telah menjauhiku dan musuh-musuh gembira karena deritaku. Aku sampaikan doaku kepada-Mu. Aku hanya mengadu kepada-Mu. Dengan mengharapkan Engkau sendiri. Engkau telah menghiburku. Engkau telah membuka nikmat padaku. Engkaulah pemilik segala kebaikan. Tujuan akhir segala harapan.” Di sudut sana, Ummu Wahb menyongsong suaminya – Abdullah bin Umair Al-Kalby -- yang kembali dari medan laga seraya berteriak kencang. “Abdullah! Kembalilah ke medan laga. Korbankan dirimu untuk manusia suci Husein cucu Rasul. Demi Allah tak akan kubiarkan engkau gugur sendirian. Aku akan bersamamu menyongsong syahadah!” Sejarah akan mencatat Ummu Wahb sebagai perempuan syahadah pertama di padang Karbala. Periode terbaik – periode para sahabat dan para Tabi’in – ternyata tidak menjamin berlangsungnya sebuah silaturahmi peradaban dan ukhuwah kesejukan. Belum satu abad Rasul meninggalkan umatnya, tapi darah telah mengalir menggenangi Karbala. Bahkan kepala sang cucu Rasul harus terpenggal di ujung senja Assyura, di bawah bayangan merah langit Karbala. Zhaenal Fanani “Sampaikan salamku untuk Al-Husain. Jika kelak kau bertemu kakeknya, mintakan aku syafaat darinya. Selamat jalan wahai matahariku….. Melangkahlah seperti langkah para pengantin. Busungkan dadamu seperti busungan dada para syuhada Badar. Jemput hari bahagiamu ini seperti kegembiraan para kafilah surga……Aku akan selalu mengenang dan mendoakanmu. Aku bangga kepadamu.” “Aku…..” “Jangan bicara apapun,” sela Dailam binti Amr memotong. “Pandang aku sejenak. Setelah itu berbaliklah dan jangan menoleh lagi.” Zuhair Ibnu Qain membiarkan pandangannya melekat beberapa lama di wajah Dailam binti Amr. Lalu seperti apa yang diminta mantan istrinya, ia berbalik dan pergi tanpa berpaling lagi. “Selamat meniti jalan surgamu…..,” bisik Dailam binti Amr. Suara Dailam binti Amr masih terdengar oleh telinga Zuhair bin Qain. Namun ia terus melangkah. Prolog Milenium para sahabat menjadi era luar biasa – zaman terbaik sepanjang sejarah kehidupan umat Islam. Muhammad sang Rasul Agung merupakan narasi autentik yang menjawab semua tantangan dan kebutuhan umatnya saat itu. Beliau hadir sebagai ikon Tuhan dalam konsep ibadah, perbuatan, etika dan kepemimpinan – bukan saja bagi bangsa Arab namun juga untuk dunia. Selama hampir 23 tahun, Muhammad memiliki akses penuh terhadap turunnya firman-firman. Performa kepemimpinannya merupakan hasil mengagumkan yang pernah ditorehkan seorang laki-laki pada geografis gurun Arab yang masih lekat dengan ciri-ciri superioritas, hegemoni kesukuan dan legalitas kebengisan. Perpaduan antara daya juang, kesalehan, kesederhanaan, kejeniusan dan firman adalah fenomena baru yang spektakuler yang hadir pada sosok seorang Muhammad dan menghebohkan padang gurun pada pertengahan abad ke enam. Perjalanan spektakuler Muhammad bahkan sudah dimulai sebelum usianya menginjak 6 tahun. Dan usia 40 tahun menjadi momen penting yang benar-benar menjadi titik sejarah sebuah perjalanan fenomenal. Perjalanan yang mengantarnya menjadi seorang pendiri satu agama besar. Perjalanan yang meletakkan dirinya sebagai pemimpin sekaligus sosok yang abadi – yang terus ‘hidup’ bukan saja pada pribadi-pribadi di zamannya, tapi juga pada pribadi-pribadi ribuan tahun setelah kewafatannya. Perjalanan sejarahnya sanggup melintasi ruang dan waktu. Sang Rasul Muhammad adalah insan yang sepenuhnya mampu menggerakkan energi penghuni di kawasan bumi ini. Hingga hari ini, namanya terus disebut-sebut. Dan, di mana namanya disebut, disitulah sosoknya akan terus dikenang. Hari ini, lintasan dunia telah berubah menjadi kawasan yang sempit – berkat kecanggihan teknologi, lobi politik dan globalisasi ekonomi. Namun sesungguhnya, seorang Rasul Muhammad telah melakukan semua itu dengan ‘caranya sendiri’ pada seribu empat ratus tahun silam. Yang mengagumkan, pengaruhnya terus melesat, merentang melintasi gurun Arab : merubah peradaban, memperbaharui karakter, membentuk seni baru, menawarkan pola perdagangan dan ekonomi baru serta menanamkan hidup damai. Para penerusnya terus mengembangkan sayap : menciptakan hubungan dengan dunia di luar Arab. Pada pemerintahan khalifah Umar bin Khattab penetrasinya telah menembus kota tua Yerusalem. Namun sejarah sebuah bangsa selalu diwarnai dengan peristiwa-peristiwa yang mengejutkan, bahkan terkadang di luar perhitungan dan bahkan pula hanya beberapa saat setelah sang pemimpin besarnya wafat. Kesalahan persepsi pada masing-masing figur dan terlambatnya mengambil kebijakan saat kewafatan Nabi, dimana pada satu sisi Ali bin Abi Thalib dan keluarga harus mengurus jenazah, di sisi lain para sahabat besar : Abu Bakar As-Shidiq, Umar bin Khattab, Ustman bin Affan, berkumpul di Saqifah – sebuah perkampungan Bani Sa’idah – melakukan pembicaraan untuk menetapkan pemimpin baru, menjadi titik awal timbulnya perpecahan dan kelak menjadi garis pemisah : yang membedakan dan melahirkan tragedi. Perpecahan kian menempati alur sejarah manakala tokoh-tokoh yang tampil sebagai pemimpin mulai menyimpang dari karakter seorang pemimpin. Dan lewat serangkaian ‘episode kebetulan’ di Maskin, dekat Madain, Kufah, yang menaikkan Muawiyah bin Abi Sufyan ke tampuk ke khalifahan, perpecahan menemukan rute perjalanannya. Bahkan seolah sebagai pernyataan pemisahan, Muawiyah menetapkan Syiria ( Damaskus ) sebagai pusat kepemimpinannya, menandingi Madinah yang selama beberapa periode menjadi pusat pemerintahan Islam dan Kufah yang dijadikan pusat pemerintahan Ali bin Abi Thalib. Dan, semuanya berujung pada Muharram 61 H atau Oktober 680 M. Ketika itu siapapun tidak menyadari kemungkinan bahwa sejarah peradaban Islam tengah memasuki babak baru yang mengejutkan. Siapapun tidak menduga kemungkinan lahirnya ironi perjalanan yang mengawali episode baru sebuah tragedi kemanusiaan. Tak lama setelah menerima estafet kekhalifahan dari mendiang ayahnya, mengawali babak baru monarki dalam Islam, Yazid bin Muawiyah melakukan ‘penekanan’ politik pada daerah-daerah kekuasaannya yang dimungkinkan muncul pergerakan yang menentang kekhalifahannya. Yazid pun – dengan alasan demi keamanan dan kedamaian kaum Muslimin – meminta agar Husain bin Ali, Abdullah bin Zubair dan Abdullah bin Umar melakukan baiat sebagai kunci bagi legalitas kekhalifahannya. Sementara di satu pihak Husain bin Ali merasa hak kaum Muslimin sebagai penentu kandidat khalifah telah dicederai. Amanah yang telah disepakati antara Muawiyah bin Abi Sufyan dengan Hasan bin Ali di Maskin, dekat Madain, Kufah pada 41 H / 661 M telah disingkirkan dan diganti dengan pengangkatan putra mahkota. 10 Muharram 61 H / 10 Oktober 680 M menandai satu titik penting dan menjadi mimpi buruk bagi perjalanan sebuah peradaban dan kepemimpinan pada sebuah dinasti yang baru lahir. Karbala merupakan saksi yang menopang lahirnya elemen eksploitasi pada kekuasaan sekaligus elemen warna kesyahidan. Elemen pertama memberi sinyal bahwa era luar biasa pada milenium para sahabat belum memiliki kesanggupan menghentikan derap keperkasaan sebuah kekuasaan. Kekuasaan masih menjadi komoditi tangguh dan harkat keagamaan – syariat – terlalu ringkih untuk menghadapinya. Kekuasaan menjadi palang pintu yang menghambat gerak laju sebuah ‘peradaban Nabi’ yang telah digagas sebelumnya oleh Nabi Muhammad dan para Khulafaur Rasyidin ( Amirul Mukminin ) selama 60 tahun. Elemen kedua menawarkan gambaran banyak hal tentang puncak kesyahidan dalam kematian – yang auranya tetap hidup dan menggenang dalam jiwa dan benak orang-orang hingga hari ini. Karbala bukan kantong rahim kelahiran Husain bin Ali. Karbala bukan area yang terkenal di masanya. Karbala merupakan kawasan yang lepas dan teracuhkan dari hingar bingar sejarah. Karbala adalah nuansa gersang dan kosong yang tertatih-tatih dalam sepi di bawah kejayaan Babilonia dan Mesopotamia masa lalu. Namun eksploitasi kekuasaan dan jejak kesyahidan telah memposisikan gurun tersebut menjadi area suci. Setelah melintasi ribuan tahun, orang masih mengingatnya. Dan nama Husain bin Ali menjadi atribut pemujaan. Hari kewafatannya diperingati dengan dimensi kesakralan yang menggetarkan. Husain bin Ali menjelma menjadi sosok penting dan suci dari sebuah dinasti kekhalifahan dan keturunan. Di beberapa belahan dunia, Husain bin Ali menempati ruang kudus dan menjadi sosok sentral dalam ritual peringatan. Dan, Karbala adalah mausoleum yang memproklamirkan fenomena keberadaannya sebagai jembatan persatuan, pengikat tali ukhuwah dan tadabbur kematian. Pengikutnya terus meningkat, terpesona dalam kegamangan pujian, terkesima dalam bingkai kesedihan dan terserap dalam ketakjuban cinta. Husain bin Ali lebih dari sekedar cucu sang Nabi akhir zaman. Ia adalah energi spiritual dan harapan kepemimpinan di masa mendatang. Lalu….. Karbala merupakan hamparan misterius bagi jengkal tanah yang terbentang dalam kondisi terabaikan, jauh dari pesta keindahan dan tak dikenal. Karbala adalah tragedi sekaligus evolusi. ZHAENAL FANANI
  sejarah muawiyah: Meneladani Kepemimpinan Khalifah Abdullah Munib El-Basyiry, Lc., 2022-07-25 Alangkah indahnya sebuah negara apabila para pemimpin dan pejabatnya mau meneladani kepemimpinan Khulafaur Rasyidin dan beberapa khalifah sesudahnya. Mereka memandang jabatan sebagai amanat yang berat karena akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah. Itulah sebabnya mereka memimpin dengan sungguh-sungguh dan berupaya dengan maksimal agar rakyatnya lebih sejahtera daripada khalifah-atau paling tidak setara. Abu Bakar disegani karena sosoknya yang lemah lembut, tetapi tegas dan teguh pendirian. Umar ibn Al-Khaththab dicintai karena kasih sayang dan pengabdiannya kepada rakyat. Utsman ibn Affan dikagumi lantaran kesederhanaannya, meskipun ia seorang saudagar kaya raya. Sementara itu, Ali ibn Abi Thalib diteladanii karena zuhudnya. Khulafaur Rasyidin dan beberapa khalifah sesudahnya telah memberi pelajaran berharga bagi para pemimpin generasi masa kini. Mereka adil tanpa takut dibenci; memilih hidup sederhana, meskipun sebenarnya mampu berfoya-foya; dan mau berkeringat, walaupun pelayan selalu siap sedia. Buku ini mengantarkan kita sebagai kaum muslimin menyelami kejayaan Islam pada belasan abad silam, Bacaan ini tidak hanya kaya keteladanan, tetapi juga sarat motivasi dan inspirasi.
  sejarah muawiyah: Mengapa Umat Islam Tertinggal? Dr. Ir. Muhammad Najib M.Sc., 2021-03-01 Sebagai negara demokrasi berpenduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia selalu menawarkan daya tarik tersendiri. Stabiilitas politik dan pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan Indonesia seolah menjadi antitesis negara-negara Islam lainya di berbagai belahan dunia. Kuncinya adalah interprestasi Islam Indonesia yang lebih moderat, wasthiyah, tengahan. Karakter ini mejadikan Islam Indonesia lebih toleran, rasional, sekaligus mengapresiasi perkembangan zaman - termasuk di dalamnya sains dan teknologi. Corak Islam Indonesia yang moderat ini memberi banyak inspirasi bagi dunia. Bukan hanya lebih inklusif dan rasional, Islam Indonesia ternyata juga mampu menyatu dengan aspek budaya dan tradisi, membuatnya lebih kaya warna. Di saat bersamaan religiusitas masyarakat Indonesia juga menghasilkan konfigurasi politik-ekonomi yang lebih dinamis sekaligus luwes. Islam Indonesia dianggap lebih kompatibel dengan semangat zaman, lebih berpotensi menggerakan kemajuan. Menjadi potret dari spirit Islam sebagai 'rahmatan lil'alamin' rahmat bagi semesta. Dalam buku ini, keislaman dan keindonesiaan disajikan sebagai sebuah fusi yang dinamis. Kita bisa memahami apa yang menjadikan Islam Indonesia menjadi menarik? Dari sana kita bisa memformulasikan tawaran Islam Indonesia untuk dunia Islam yang dianggap sedang sakit, bahkan untuk dunia secara keseluruhan.
  sejarah muawiyah: Jalan Tengah Demokrasi Tohir Bawazir, 2015-07-01 Wacana tentang isu Demokrasi di dunia Islam sampai saat ini masih menjadi bahan perdebatan. Ada pihak yang menuduh demokrasi sebagai bid'ah politik yang tidak dikenal di dunia Islam dan sepenuhnya merupakan produk Barat yang sekular. Akibatnya segala turunan hasil politik melalui mekanisme demokrasi dianggap salah dan menyimpang. Namun adapula pihak yang menerima demokrasi sebagai alat perjuangan politik Islam yang harus diterima dan dikawal sebagai mekanisme politik yang terbaik dibanding system lainnya yang ada. Anehnya, pihak-pihak yang menolak mekanisme politik melalui jalur demokrasi belum mampu merumuskan format politik yang tepat dan ideal menurut kacamata Islam. Sehingga walau sudah menolak mekanisme demokrasi namun mereka yang menolak masih tidak seia sekata mengenai system yang ideal dan terbaik menurut format Islam. Dalam buku ini penulis mencoba menyajikan sejarah politik kekuasaan Islam hingga ketemu titik singgungnya dengan system demokrasi modern. Ternyata titik kesamaannya dengan titik bedanya lebih banyak titik kesamaanya. Warisan system politik di era Khulafaurrasyidin sejatinya identik dengan mekanisme demokrasi modern, dimana seorang khalifah dipimpin oleh partisipasi politik rakyatnya, seorang khalifah bekerja untuk mengabdi kepada rakyatnya dan bertanggungjawab kepada rakyat. Di kalangan fundamentalis Muslim, demokrasi dianggap sekular, sedangkan di kalangan sekularis, demokrasi dianggap tidak memiliki korelasi hubungan dengan Islam. Namun dalam buku ini, ditampilkan bahwa demokrasi adalah bukan sekular dan sekularisme tidaklah identik dengan demokrasi, namun demokrasi bisa paralel dengan Islam. Produk-produk demokrasi seperti pemilu, multi partai, undang-undang dsb adalah suatu keniscayaan politik yang harus diterima. - Pustaka Al-Kautsar Publisher - Dilarang keras mem-PDF-kan, mendownload, dan memfotokopi buku-buku Pustaka Al-Kautsar. Pustaka Al-Kautsar tidak pernah memberikan file buku kami secara gratis selain dari yang sudah tersedia di Google Play Book. Segala macam tindakan pembajakan dan mendownload PDF tersebut ada ilegal dan haram.
  sejarah muawiyah: MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 1 DR. H. SAYID HABIBURRAHMAN, M.Pd.I., DR. H. SUROSO PR, S.Ag., M.Pd.I., 2022-04-17 Dalam proses kegiatan belajar mengajar di Perguruan Tinggi, setiap mata kuliah pasti memerlukan literatur dan media sebagai acuan dan penunjang pembelajaran. Beragamnnya buku dan literatur yang digunakan dosen dalam mengajar, membuat tujuan dalam pembelajaran menjadi kurang terarah. Agar lebih terarah dan untuk mengefektifkan proses belajar-mengajar tersebut, maka dosen dituntut untuk menyusun buku ajar atau modul yang sesuai dengan Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan (SAP) maupun Satuan Materi Sajian (SMS), yang akan digunakan sebagai alternatif literatur kegiatan pembelajaran.
  sejarah muawiyah: Tuhan yang Kesepian Tasirun Sulaiman, 2016-01-08
  sejarah muawiyah: Islam: Dari Rashidun ke Kekhalifahan Abbasiyah Yuri Galbinst, Kekhalifahan Rashidun ditandai oleh periode dua puluh lima tahun ekspansi militer yang cepat, diikuti oleh periode lima tahun perselisihan internal. Tentara Rashidun pada puncaknya berjumlah lebih dari 100.000 orang. Pada 650-an, kekhalifahan di samping Semenanjung Arab telah menaklukkan Levant, ke Transcaucasus di utara; Afrika Utara dari Mesir hingga sekarang Tunisia di barat; dan dataran tinggi Iran ke bagian Asia Tengah dan Asia Selatan di timur. Kekhalifahan Abbasiyah adalah yang ketiga dari kekhalifahan Islam untuk menggantikan nabi Islam Muhammad. Itu didirikan oleh dinasti yang diturunkan dari paman Muhammad, Abbas ibn Abdul-Muttalib (566-653 M), dari siapa dinasti mengambil namanya. Mereka memerintah sebagai khalifah bagi sebagian besar kekhalifahan dari ibukota mereka di Baghdad di Irak modern, setelah menggulingkan Kekhalifahan Umayyah dalam Revolusi Abbasiyah pada 750 M (132 H).
  sejarah muawiyah: Teori-Teori Hukum Islam (Aplikasi Kontekstual di Indonesia) Ali Mutakin, Firdaus, S.Sy., M.H., Nurhadi, S.Sos.I., MH.I, Ghufron Maksum, M.H., Dr. Thalhah, S.Ag. MA, Mohammad Adnan, Drs. H.Umar Fauzi, M.Ag, Musyaffa Amin Ash Shabah, Hamdani, Enok Ghosiyah, M.Ag, Badrah Uyuni, Abdul Aziz, Muhammad Adam HR, Eti Yusnita, Fitri Mustafa, Ujang Jenal, M.Ag, Elimartati, Ahmad Berhimin, Dr. Muhammad Mutawali, MA., Fatroyah Ars Himsyah, Fitriyani, Taufiqurohman, M.H., Dr. Misno, SHI., SE., MEI, Burhanuddin, S.Ag., M.A., Dalam buku ini, kami menghadirkan kepada Anda sebuah eksplorasi mendalam tentang teori-teori hukum Islam yang memberikan fondasi bagi pemahaman yang lebih baik tentang konteks kontemporer Indonesia. Buku ini hadir sebagai hasil kolaborasi dari para akademisi dan praktisi di bidang hukum Islam. Buku ini berusaha merangkum berbagai teori yang berkaitan dengan perubahan hukum Islam, maqashid syariah, mashlahah, dan banyak aspek penting lainnya.
  sejarah muawiyah: Apa Salah Syiah? Sabarudin Hussein, Mohd fakhruddin Hj. Tajuddin, 2014-01-01 Persoalan berkenaan kebenaran ajaran Syiah kini menjadi polemik yang tidak berkesudahan. Mungkin ada yang sengaja mempersoalkan kesahihannya dengan soalan mudah, “Apa salah Syiah?” Ini kerana, ajaran Syiah kelihatan seolah-olah, tiada perbezaan dengan ajaran Ahli Sunnah wal Sunnah. Namun, mengapa ajaran ini seringkali ditolak, difatwakan sebagai sesat, diharamkan ajarannya, dan dilabel sebagai bukan Islam. Buku ini tampil dengan menjelaskan segala kekeliruan yang sering bermain di fikiran masyarakat. Buku ini sarat dengan bukti dan fakta, mendedahkan segala kesesatan dan penipuan golongan ektremis ini. Mahu tahu apa salah Syiah? Ayuh! Usah berfikir panjang lagi!
  sejarah muawiyah: Gema Departemen Agama , 1982-04
Google Maps
Gostaríamos de exibir a descriçãoaqui, mas o site que você está não nos permite.

About – Google Maps
Discover the world with Google Maps. Experience Street View, 3D Mapping, turn-by-turn directions, indoor maps …

Sobre o Google Maps
Descubra o mundo com o Google Maps. Aproveite o Street View, o mapeamento em 3D, as rotas passo a passo, os mapas internos e muito mais em …

Acerca de – Google Maps
Descubra o mundo com o Google Maps. Desfrute do Street View, mapeamento 3D, direções curva a curva, mapas interiores e muito mais nos seus …

Google Earth
O Google Earth é a versão digital mais fotorrealista do nosso planeta. De onde vêm as imagens? Como elas são preparadas? E com que frequência …

Top 10 Melhores Calçados para Caminhada de 2024
Feb 12, 2024 · Descubra como escolher os melhores calçados para caminhada em 2024. Guia prático com tendências e avanços tecnológicos. Conforto, …

15 Melhores Tênis para Caminhada - Fitness Tênis
Com base em nossas pesquisas, aqui estão os melhores tênis para caminhada do mercado: Indicado para: quem possui pisada neutra e sofre de fascite …

Calçado para Caminhada - Decathlon
Desde modelos desportivos a modelos mais urbanos, aqui encontras o calçado para as tuas caminhadas ou para o teu dia a dia. Vários modelos, marcas, …

10 Melhores Tênis para Caminhada em 2024 - TenisB…
Um bom tênis para fazer caminhada deve ter características essenciais como conforto, leveza, respirabilidade, suporte, flexibilidade, amortecimento, …

Os 10 Melhores Tênis Para Caminhada de 2025 - Avaliado
Transforme suas Caminhadas em Experiências Confortáveis e Estilosas: Conheça os 10 Melhores Tênis para Caminhada que selecionamos para …