Orang Orang Di Persimpangan Kiri Jalan

Advertisement



  orang orang di persimpangan kiri jalan: Orang-orang Di Persimpangan Kiri Jalan Soe Hok Gie, 2005-06-01 Madiun 1948, PKI di bawah pimpinan Musso melakukan pemberontakan hebat. Ini kali kedua PKI melakukan perlawanan bersenjata setelah apa yang mereka lakukan pada 1926. Akibat pemberontakan tersebut, ribuan jiwa melayang. Mereka bukan saja rakyat yang tidak berdosa, melainkan juga para pelakunya. Peristiwa yang kemudian disebut sebagai Madiun Affair ini ternyata sangat menarik perhatian Soe Hok Gie. Lewat serangkaian penelitian, Soe Hok Gie mencoba mencari akar persoalan penyebab terjadinya peristiwa tragis ini. Dan lewat buku inilah Soe Hok Gie memberikan gambaran yang jelas dari pertanyaan-pertanyaan tentang fakta sejarah yang selama ini menjadi lembaran hitam bagi bangsa Indonesia. Apa sebenarnya yang melatarbelakangi pemberontakan PKI Madiun? Siapa sebenarnya Musso, orang yang dikader oleh H.O.S. Tjokroaminoto? Betulkah ini hanya persoalan ideologi semata dan bukan persoalan sosial pada saat itu? Serangkaian pertanyaan ini akan Anda temukan jawabannya melalui sebuah karya utama Soe Hok Gie, seorang tokoh muda yang menjadi inspirasi para aktivis muda setelahnya. [Mizan, Bentang, Memoar, Sejarah, Indonesia]
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Amir Sjarifoeddin Rudolf Mrázek, 2024-10-15 Amir Sjarifoeddin explores the experiences of a central figure in the Indonesian revolution, whose life mirrored the idealism and contradictions of the anti-colonial and post-war world of twentieth century Indonesia. Amir was born at the edge of an empire in a time of change. Imprisoned by the Dutch for anti-colonialism, he was sentenced to death by the Japanese for anti-fascism. He survived to become the prime minister of the new Indonesian republic. Disappointed by the direction the Indonesian elites were taking, Amir turned increasingly to the left. In 1948 he joined the armed uprising against both the Indonesian government and the corruption of the national revolution, and was captured and executed as a traitor. In Amir Sjarifoeddin, Rudolf Mrázek unveils the human dimensions of a figure who is widely mythologized but often poorly understood. Through Sjarifoeddin's life, it is possible to study the moral ambiguity and complexities of the political revolutions of the twentieth century.
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Dunia Revolusi: Perspektif dan Dinamika Lokal Pada Masa Perang Kemerdekaan Indonesia, 1945-1949 Bambang Purwanto, Gerry van Klinken, 2023-09-01 Dunia Revolusi meneroka periode revolusi Indonesia (1945–1949) dari perspektif regional. Sebanyak tujuh belas naskah hasil penelitian sejarawan Indonesia dan Belanda menjadi kontribusi dalam mengungkapkan kompleksitas realitas yang terjadi serta keragaman perspektif dari periode revolusi Indonesia. Para peneliti menjelaskan secara sistematis bagaimana penduduk sipil Indonesia (Bumiputra), Tionghoa, India, dan Indo-Eurasia, dan beragam kelompok sosial mulai dari tentara, pejuang, petani, buruh, ibu rumah tangga, hingga para pejabat turut mengalami dan membentuk periode penuh ketidakpastian yang terjadi dari tahun 1945 hingga 1949. Buku ini menitikberatkan pada keragaman gagasan tentang makna kemerdekaan, strategi bertahan hidup kelompok-kelompok minoritas, kontestasi kekuasaan, dan penggunaan kekerasan sebagai upaya penguasa Indonesia dan Belanda dalam mempertahankan otoritas ataupun memegang kendali. Mempertemukan dua tradisi historiografi nasional yang telah lama terpisah, Dunia Revolusi merupakan hasil kerja sama antara peneliti Indonesia melalui proyek penelitian Proklamasi Kemerdekaan, Revolusi dan Perang di Indonesia, 1945–1949 yang diselenggarakan oleh Departemen Sejarah, Universitas Gadjah Mada dan Peneliti Belanda yang tergabung dalam Program Studi Regional (Regional Studies Project) yang dikelola KITLV (Koninklijk Instituut voor Taal, -Land en Volkenkunde), di bawah payung proyek penelitian Kemerdekaan, Dekolonisasi, Kekerasan dan Perang di Indonesia, 1945-1950 (Independence, Decolonization, Violence and War in Indonesia, 1945–1950).
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Pemberontak Tak (Selalu) Salah Petrik Matanasi, 2009-09-30 Harus dipahami dengan baik bahwa buku ini bukan serangkaian daf­tar pemberontakan yang pernah terjadi di Nusantara. Sebaliknya, tujuan buku ini adalah untuk mengajak memahami mengapa begitu banyak terjadi pemberontakan. Tetapi nyatalah bahwa untuk memahami siapa yang memberontak dan siapa yang diberontak, siapa yang dilawan atau yang dilawan membutuhkan satu topangan. Maka dalam memilih dan memilah pemberontakan mana yang ”layak” kami angkat kami bertopang pada empat alasan pokok. Apa saja itu?
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Muhammadiyah Kiri: Haji Misbach yang Terlupakan dan Tersingkir Syifaul Arifin, 2023-02-03 Haji Misbach dikenal sebagai haji merah atau haji komunis. Dia dike-nal karena pernyataannya yang kontroversial, mulai dari menyebut Islam dan komunisme itu bersesuaian hingga menyatakan bahwa orang Islam seharusnya komunis. Selain itu, ucapan dan tulisannya di media massa sangat keras dan agitatif: dapat dibilang mengkritik dan menyerang lawan politik dengan vulgar. Dia menyebut orang yang tidak sependapat dengannya “munafik”, “setan”, “Islam lamisan”, dan sebagainya. Pernyataan keras itu tercantum di media yang dia pimpin, yaitu Medan Moeslimin (1915) dan Islam Bergerak (1917). Keduanya terbit di Solo. Lewat tulisan, Haji Misbach menyerang kolonialis Hindia Belanda, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang dianggap feodal, menyentil Muhammadiyah dan tokohnya K.H. Ahmad Dahlan, menyerang tokoh Sarekat Islam (SI) H.O.S. Tjokroaminoto, dan sebagainya. Dengan demikian, dapat dikatakan Misbach sering berkonflik.
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Tan Malaka, Gerakan Kiri, Dan Revolusi Indonesia Jilid 2 Harry A. Poeze, 2009-01-01 Tan Malaka (1894-1949) pada tahun 1942 kembali ke Indonesia dengan menggunakan nama samaran sesudah dua puluh tahun mengembara. Ia tinggal di sebuah kampung kecil di Jakarta dan kemudian bekerja sebagai mandor buruh tambang batu bara di Bayah, Banten Selatan. Pada masa Hindia Belanda ia bekerja untuk Komintern (organisasi komunis revolusioner internasional) dan pasca-1927 memimpin Partai Repoeblik Indonesia yang ilegal dan antikolonial. Menjelang kapitulasi Jepang ia diutus ke Jakarta. Ia tidak diberi peranan dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia. Sementara itu, tokoh Tan Malaka yang legendaris ini berkenalan dengan pemimpin-pemimpin Republik Indonesia: Soekarno, Hatta, dan Sjahrir. Ia memberi kesan yang mendalam dan segera terlibat dalam pembentukan kebijakan di tingkat tertinggi. Tetapi segera pula mereka tidak sejalan. Tan Malaka menghendaki sikap tak mau berdamai dengan Belanda yang ingin memulihkan kembali kekuasaan kolonialnya. Ia memilih jalan ‘perjuangan’ dan bukan jalan ‘diplomasi’. Januari 1946 Tan Malaka mendirikan Persatoean Perdjoeangan yang dalam beberapa bulan menjadi alternatif dahsyat terhadap pemerintah moderat. Dalam konfrontasi di Parlemen ia kalah dan beberapa minggu kemudian Tan Malaka dan sejumlah pengikutnya ditangkap dan ditahan tanpa proses sama sekali – dari Maret 1946 sampai September 1948. Tan Malaka selalu dihadapkan dengan empat sekawan pimpinan Soekarno, Hatta, Sjahrir, dan Amir Sjarifoeddin serta gerakan komunis-sosialis yang berpengaruh dan yang menuduh Tan Malaka sebagai penganut Trotsky. Jilid kedua biografi Tan Malaka menggambarkan secara rinci nasib Tan Malaka dan pengikutnya dalam tawanan. Ia difitnah sebagai dalang di balik Peristiwa 3 Juli 1946 untuk menyelubungi fakta bahwa peristiwa itu sebetulnya menyerupai kup Panglima Besar Soedirman yang ingin berkuasa. Dalam risalah yang menegangkan rahasia Peristiwa 3 Juli diungkapkan. Walaupun Tan Malaka masih dalam tawanan, teman-teman sehaluannya berhasil muncul kembali sebagai oposisi melawan Perjanjian Linggajati yang dianggap sebagai kapitulasi terhadap Belanda. Akan tetapi semuanya berakhir dengan kekalahan lagi.
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Hantu Digoel ; Politik Pengamanan Politik Zaman Kolonial Takashi Shiraishi, 2015-05-10 Buku ini berusaha mengungkapkan keberadaan Pulau Digoel sebagai kamp tahanan. Keadaan Digoel yang 100% terisolasi, belantara rawa penuh nyamuk malaria, dan berada sekitar 450 km ke hulu sungai yang penuh buaya adalah siksaan tersendiri. Dengan daerah hunian yang tak layak huni ini, rasa sepi yang mencekam dan rindu kampung halaman yang kuat, maka ada di antara para tahanan ini yang kemudian menjadi gila, mati, mencoba melarikan diri namun kemudian lenyap tak tahu rimbanya, atau tunduk dengan apa yang diinginkan oleh pemerintah.
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Setelah Buku-Buku Terbakar: Kumpulan Resensi - Jejak Pustaka Arief Bakhtiar Darmawan, Di dalam kelas, kita disodori satu versi sejarah, sementara di perpustakaan itu, di dunia luar kelas nantinya, kita bahkan bisa menemukan dua atau tiga versi sejarah. Saya seperti diajak memasuki labirin panjang, berliku, penuh tanda tanya, sambil kemudian terungkaplah rahasia-rahasia di dalamnya. Menulis resensi mengenai buku-buku sejarah dan tokoh menjadi jalan saya untuk menikmati labirin tersebut, sambil sesekali bertanya: apakah masa depan akan menjadi lebih baik daripada masa lalu? Buku ini terdiri dari 33 resensi buku pilihan. Di dalamnya dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama tentang sejarah, memuat berbagai buku yang bermuatan sejarah. Bagian kedua adalah tentang tokoh dan perjalanan yang memuat beberapa nama penting, seperti Hoegeng, Mohd. Natsir, hingga Tan Malaka.
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Dinamika sosial dan Politik Masa Revolusi Indonesia Julianto Ibrahim, 2018-05-18 Pada awal revolusi, polarisasi yang muncul terjadi pada dasar idiologi yang sama yaitu idiologi “kiri” yaitu sosialis. Mereka adalah dua tokoh yang paling diperhitungkan pada masa revolusi, yaitu Tan Malaka dengan Syahrir.Polarisasi kemudian terjadi antara Syahrir dengan Amir Syarifuddin di dalam Partai Sosialis. Pada saat sayap kiri sudah tidak lagi memegang kekuasaan, konflik bergeser antara pemerintah yang dikuasai kelompok kanan dengan kaum komunis yang ingin merebut kekuasaan kembali. Dalam melakukan oposisi terhadap pemerintah, kaum komunis justru terpecah menjadi dua yaitu kaum komunis ortodok yang dipimpin oleh Amir Syarifuddin dan Musso yang tergabung dalam PKI dan FDR, berhadapan dengan kaum komunis nasionalis pimpinan Tan Malaka yang tergabung dalam Persatuan Perjuangan dan Gerakan Revolusi Rakyat (GRR). Konflik antara kaum komunis ortodok dengan komunis nasionalis berlangsung di Surakarta yang mengalami nasib kurang beruntung karena sebagai kota oposisi, karena kota tradisional lainnya yaitu Yogyakarta menjadi kota republik atau ibu kota RI. Kekacauan di Surakarta memuncak pada pemberontakan Madiun tahun 1948 yang dilakukan oleh kaum komunis ortodok pimpinan Musso dan Amir Syarifuddin. Kaum komunis yang berhasil selamat dalam pemberontakan Madiun bersembunyi di beberapa tempat termasuk di lereng gunung Merapi dan Merbabu. Bersama dengan kaum bandit dan para pejuang korban rasionalisasi, kaum komunis pelarian dari Madiun itu melakukan aksi-aksi kriminalitas di lereng Merapi dan Merbabu. Gerakan mereka dikenal dengan nama MMC atau Merapi Merbabu Complek. [UGM Press, UGM, Gadjah Mada University Press]
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Sejarah Tentara Petrik Matanasi, 2011-01-01 Buku ini mengisahkan tentang munculnya bibit-bibit militer di Indonesia masa Hindia Belanda sampai awal kemerdekaan Indonesia.
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Membuka Sejarah Bung Hatta Dan Sikapnya Terhadap Idiologi Komunis TEMPO Publishing, 2020-01-01 KETIKA Tuhan memanggil Mohammad Hatta kembali ke pangkuannya, enam tahun lalu, Jakarta sepi. Dan Republik yang diproklamasikannya bersama Soekarno menunduk sedih. Dari dua kutub yang berbeda, mereka bertemu sambil memperjuangkan gagasan kemerdekaan bagi bangsanya. Sebuah cita-cita yang tak pernah terpikirkan ketika mereka berdua dilahirkan.
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Mencari Format Negara Baru Anu Lounela, R. Yando Zakaria, Jurnal WACANA No.10/2002 | Mencari Format Negara Baru Ketegangan yang menyelimuti seputar konflik antara negara dengan masyarakat kini menemukan bentuk yang sangat majemuk. Secara positif konflik ini telah membuka kembali perdebatan format negara yang seperti apa-yang sesuai-dengan pertumbuhan masyarakat. Persoalannya memang bukan semata-mata pada debat teoritis tapi lebih jauh dari itu apakah implikasi nyata akibat penerapan sistem yang alternatif. Untuk mengangkat tema yang lumayan berat inilah edisi WACANA kali ini menyajikan rute pemikiran tentang konsep negara secara komplet. Secara khusus edisi ini selain melakukan kritik pada arus pemikiran yang konvensional juga memperagakan model-model pemikiran baru. Justru karena kita sangat berada dalam ‘kemacetan’ ide maka edisi ini mengungkit kembali gagasan-gagasan kontemporer untuk diuji pada tingkat lapangan. Sejumlah penulis yang sekaligus aktivis lapangan akan memenuhi kebutuhan anda sebagai pembaca, untuk mengetahui arus pemikiran yang muncul dan berkembang, tentang konsep negara. Layak jika pada edisi ini anda, baik sebagai mahasiswa, akademisi, aktivis maupun masyarakat awam menyimak seluruh tema di dalamnya.
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Master Skolastik UTBK Tim Master, 2020-12-03
  orang orang di persimpangan kiri jalan: KISAH TAN MALAKA DARI BALIK PENJARA DAN PENGASINGAN Menelusuri Biografi dan Jejak Sang Revolusioner Sejati Badruddin, 2020-12-17 Buku ini secara detail menguak sejarah hidup Tan Malaka, karya-karyanya, kisah dari balik penjara, ketika diasingkan, juga peristiwa pembunuhannya yang hingga kini masih disembunyikan. Dengan penyajian bukti-bukti yang obyektif dan referensi-referensi yang valid, buku ini akan membawa kita kepada sejarah yang sebenarnya. Judul : KISAH TAN MALAKA DARI BALIK PENJARA DAN PENGASINGAN: Menelusuri Biografi dan Jejak Sang Revolusioner Sejati Ukuran : 14 cm x 20.5 cm Jumlah Halaman : 296 Tahun : 2020 ISBN : 978-623-7910-57-2
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Explore Ilmu Pengetahuan Sosial Jilid 3 untuk SMP/MTs Kelas IX Dwi Sumpani Wati, S.S., Buku EXPLORE SMP/MTs ini merupakan buku yang dikembangkan dengan pendekatan sains yang pasti akan disukai siswa, karena memiliki keunggulan sebagai berikut. Materi dan kegiatan dalam buku ini disusun dengan konsep 5M(Mengamati-Menanya-Mencoba-MenalarMengomunikasi/Membentuk Jejaring) yang memungkinkan siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan akan menuntun siswa dalam membentuk bangunan pengetahuannya. Adanya kegiatan dan proyek yang dilakukan secara berkelompok akan menciptakan komunikasi dua arah antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru maupun orang tua, serta siswa dengan orang-orang di sekitarnya. Hal ini memungkinkan siswa untuk mengasah sikap dan kepedulian terhadap lingkungannya. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilannya dalam sikap dan perilaku sehari-hari (character building). Buku ini membiasakan siswa menjadi kreatif dengan memberikan kebebasan untuk mengeksplorasi pengetahuan yang diperoleh, sehingga siswa terbiasa melihat dan menemukan berbagai alternatif untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat menjadi pemecah masalah (problem solver).
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Explore Sejarah Indonesia Jilid 3 untuk SMA/MA Kelas XII Dr. Abdurakhman, S.S., M.Hum.; Arif Pradono, S.S., M.I.Kom., Buku EXPLORE SEJARAH INDONESIA SMA/MA ini merupakan buku yang dikembangkan dengan pendekatan sains yang pasti akan disukai siswa karena memiliki keunggulan sebagai berikut. ü Materi dan kegiatan dalam buku ini disusun dengan konsep 5M (Mengamati-Menanya-Mencoba-Menalar-Mengomunikasi/ Membentuk Jejaring) yang memungkinkan siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan akan menuntun siswa dalam membentuk bangunan pengetahuannya. ü Adanya kegiatan dan proyek yang dilakukan secara berkelompok akan menciptakan komunikasi dua arah antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru maupun orang tua, serta siswa dengan orang-orang di sekitarnya. Hal ini memungkinkan siswa untuk mengasah sikap dan kepedulian terhadap lingkungannya. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilannya dalam sikap dan perilaku sehari-hari (character building). ü Buku ini membiasakan siswa menjadi kreatif dengan memberikan kebebasan untuk mengeksplorasi pengetahuan yang diperoleh, sehingga siswa terbiasa melihat dan menemukan berbagai alternatif untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat menjadi pemecah masalah (problem solver).
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Perlawanan Politik dan Puitik Petani Temanggung Mohamad Sobary, 2016-07-14 DIANGKAT DARI disertasi penulis, buku ini menyajikan studi tentang perlawanan petani Temanggung dalam merebut kembali hak-hak hidup mereka setelah keluarnya PP No. 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan. Dengan disahkannya peraturan ini, petani merasa nasib mereka betul-betul terancam. Uniknya, petani “berperang” dengan “senjata” kidung yang puitik. Mereka berperang dengan mantra yang memancarkan religio-magisme yang mencekam. Mereka pun berperang dengan ritus yang menyajikan suasana kudus, dengan sajen yang menghubungkan dunia ini dengan dunia sana, yang menciptakan keyakinan bahwa apa yang manusiawi ini juga sekaligus bersifat ilahi. Pada tataran teoretik, buku ini memperlihatkan betapa perlawanan petani tembakau Temanggung serba dihayati dengan kesungguhan dan mendalam. Berbeda dengan teori James Scott—ahli politik dan antropologi—yang menyatakan bahwa perlawanan petani diwarnai sikap serba pura-pura. Selain itu, perlawanan petani dalam kajian Scott bersifat prosaik, tapi tanpa penjelasan rinci mengapa atau apa sebabnya prosaik. Buku ini menggambarkan dengan gamblang bahwa perlawanan petani tembakau Temanggung merupakan suatu ekspresi puitik yang dibingkai oleh tradisi, dan di dalamnya mengandung ruh kearifan dan aesthetic of art dalam corak puisi maupun mantra, kidung, dan tari, yang dalam buku ini disebut ekspresi puitik. Dari segi penulisan karya ilmiah, buku ini juga menawarkan sesuatu yang segar. Mengutip Paul Benson, seorang editor, khususnya dalam penulisan etnografi di kalangan antropolog, buku ini merupakan poetically crafted prose dan artful science.
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Bung Tomo Abdul Waid, 2019 “Di balik kepribadian Bung Tomo, tersimpan banyak pesan moral yang sangat luhur. Selain memiliki sikap tegas dan berani, Bung Tomo juga tidak mendasarkan materi dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.” Muhammad Ali, jurnalis pemerhati sosial politik. “Peran utama Bung Tomo ialah orasinya yang sanggup membakar semangat rakyat untuk melakukan perlawanan dan memperjuangkan kemerdekaan.” Rushdy Hoesein, sejarawan. Buku ini menceritakan kehidupan Bung Tomo secara objektif, komprehensif, proporsional, sesuai dengan fakta yang memang benar-benar terjadi, serta berdasarkan data-data akurat yang dapat dipertanggungjawabkan. Pembaca akan mudah menangkap pesan yang disampaikan dalam buku ini. Sebab, buku ini memang disajikan dengan bahasa yang mudah dimengerti pembaca dari lintas kalangan. Selain itu, kehidupan Bung Tomo diuraikan secara sistematis, mulai dari lahir, masa kanak-kanak, remaja, riwayat pendidikan, gerakan perjuangan, karier politik, kenegaraan, kemiliteran, hingga masa tuanya. Bangsa yang besar ialah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya, demikian Bung Karno pernah menuturkan. Nah, buku ini mengajak pembaca untuk menjadi bagian dari bangsa yang besar itu, dengan membaca dan menghayati kembali kisah hidup Bung Tomo, pahlawan kemerdekaan yang namanya harum sepanjang zaman. Tabik!
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Tukang Becak Jadi Mayor TNI Petrik Matanasi, 2015-11-01 Abdullah adalah satu dari sekian tukang becak yang buta huruf di masa revolusi. Abdullah juga salah satu aktor—walau yang dilupakan—dalam Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya. Abdullah sebagai orang yang bisa dijadikan wakil dari ribuan pejuang yang tak dikenal dan tak diingat. Dimana ribuan orang-orang ini bisa jadi juga buta-huruf seperti Abdullah, dan juga pekerja kasar sehari-harinya. Sekian banyak dari ribuan orang yang terlibat dari 10 November 1945 itu bisa jadi tak diketahui tanggal lahirnya juga seperti Abdullah. Buku tentang Mayor Abdullah ini saya persembahkan untuk ribuan orang yang berjuang tanpa takut, juga tanpa pamrih di Surabaya pada Peristiwa 10 November 1945. Sosok unik Mayor Abdullah ini, saya harap bisa mengingatkan kita semua untuk tidak takut dalam menghadapi apapun. Serta tak pernah menyerah untuk belajar seperti Mayor Abdullah yang belakangan tak lagi buta-huruf dan punya karir bagus sebagai Mayor TNI. Penerbit Garudhawaca
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Soe Hok-gie-- sekali lagi Rudi Badil, Luki Sutrisno Bekti, Nessy Luntungan Rambitan, 2009 Biography of Soe Hok Gie, an Indonesian political activist.
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Pramoedya Ananta Toer : Catatan dari Balik Penjara Muhammad Muhibbuddin, 2019 Buku ini menguak sejarah hidup Pramoedya Ananta Toer dari semua sisi, terutama laku kreativitas atas karya-karyanya yang melegenda. Berdasarkan studi literasi yang komprehensif, penulis menyajikan secara obyektif kisah hidup dan proses berkarya Pramoedya Ananta Toer dari lahir sampai wafatnya. Dengan membaca buku ini, pembaca akan menemukan inspirasi agar selalu berkarya. Pembaca juga akan mendapatkan pelajaran penting tentang perjuangan dalam menghasilkan sebuah karya. Selain itu, riwayat hidup Pram yang penuh “drama”, tentu dapat menjadi kaca benggala bagi semua orang. Ukuran buku: 14x20cm Tebal buku: 288 Tahun terbit: 2019 Kertas isi: bookpaper
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Misteri Pembunuhan Tan Malaka Paharizal, S.Sos., M.A. & Ismantoro Dwi Yuwono, 2017-01-01 Pernahkah terpikirkan, siapa sebenarnya yang pertama kali menulis konsep Republik Indonesia? Dialah Tan Malaka. Namanya memang tak sementereng Soekarno, Hatta dan Sutan Sjahrir. Tan Malaka begitu ditakuti, hingga namanya pun berusaha dilupakan. Dia bahkan pernah dihapus dari teks-teks buku sejarah dan kisah heroik pahlawan nasional.Tak hanya dalam pemikiran, idealisme Tan Malaka pun tak tergoyahkan. Lantaran idealisme ini pula ia selalu diburu, hingga akhirnya dia harus mati di ujung senapan bangsanya sendiri -- dalam perjuangan Indonesia Merdeka 100%.Kini, sudah lewat setengah abad sejak waktu yang diduga kematiannya, tapi kisah kematian Tan Malaka masih misteri. Hingga kemudian tersiar penemuan makam tua yang disangka makam orang sakti dengan sebongkah batu pengganti nisan yang diidentifikasi ssebagai makam Tan Malaka. Tapi benarkh itu makam Tan Malaka? Lalu bagaimana dan siapa sebenarnya yang memerintahkan eksekusi terhadap Tan Malaka? Buku ini mengungkap misteri kematian Tan Malaka yang bersumber dari berbagai referensi terpercaya.
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Mencari Setangkai Daun Surga Anton Kurnia, 2016 “Karya penting yang memuat seluk-beluk sastra Indonesia dan dunia. Anton Kurnia memberikan corak analisis yang khas—terbilang langka ditemukan dalam penulisan kritik sastra kontemporer di Indonesia. Kompendium tulisan lepas ini merupakan komentar kritis yang menampilkan konteks bahwa sastra mampu mengguncang rezim dan membangunkan masyarakat.” —Saras Dewi [Kepala Program Studi Ilmu Filsafat, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia] Kumpulan esai ini ibarat sebuah mosaik. Esai-esai pendek di dalamnya merupakan refleksi tentang sejumlah persoalan sastra, budaya, hingga situasi politik kontemporer: dari upaya-upaya mengenang berbagai nama dan peristiwa sebagai ikhtiar melawan lupa hingga tanggung jawab kaum intelektual di tengah kebangkrutan kolektif kita sebagai bangsa dan manusia. Di dalam buku ini, kita menjumpai cara-cara memaknai hidup para pejuang martir serupa Munir, Wiji Thukul, Soe Hok Gie, Tan Malaka, hingga Gandhi yang terus melawan ketidakadilan dalam segala tekanan dan keterbatasan. Buku ini hendak menegaskan bahwa tirani dan ketidakadilan harus dijungkalkan. Narasi-narasi mainstream yang melanggengkan ketidaksetaraan sosial harus dirobohkan.
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Akhirnya Sang Jenderal Mengalah : Jenderal Soedirman dalam Pusaran Konflik Politik Ferry Taufiq El Jaquene, 2018 Buku ini menyajikan riwayat hidup Jenderal Soedirman, sekaligus menyajikan konflik yang pernah dialaminya dengan tokoh politik sipil, seperti konflik Soekarno dan Sjahrir. Dalam buku ini, konflik yang dialami Jenderal Soedirman dengan tokoh-tokoh politik ini menjadi cerminan bagi kita bahwa masalah apapun dapat diselesaikan tanpa harus saling benci dan saling hujat. Para tokoh pendiri bangsa kita mengajarkan untuk menempuh jalur musyawarah dan menjaga silaturahmi agar persatuan dan kesatuan bangsa tetap utuh. Buku ini dicetak di atas kertas book paper yang sejuk sehingga membuat nyaman mata saat dibaca. Desain tata letak isi dan pilihan font juga mendukung kenyamanan pembaca. Sementara itu, pada kover dipilih jenis kertas Ivory yang sudah dilaminasi sehingga membuat warna desain cantik dan indah. Judul : AKHIRNYA SANG JENDERAL MENGALAH : Jenderal Soedirman dalam Pusaran Konflik Politik Ukuran buku : 14x20.5cm Jumlah halaman : 256 Kertas : Bookpaper
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Njoto Fadrik Aziz Firdausi, 2017-02-01 Buku ini menyoroti pemikiran seorang prosais dan propagandis yang disebut-sebut termasuk paling genial dalam sejarah gerakan kiri di Indonesia: Njoto. Njoto bukan hanya duduk sebagai salah satu pucuk pimpinan partai, tetapi juga anggota Politbiro dan kepala Departemen Agitasi dan Propaganda partai. Bersama D.N. Aidit dan M.H. Lukman, ia menerbitkan kembali majalah teoretis Bintang Merah. Njoto juga memimpin koran resmi partai, Harian Rakjat, dan berhasil menjadikannya salah satu koran dengan oplah terbesar pada zamannya. Sebagai politisi, Njoto pernah masuk ke Konstituante, lalu diangkat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) yang sebagian tugasnya adalah menggencarkan indoktrinasi Manipol ke daerah-daerah sekaligus meninjau pelaksanaan undang-undang yang diprakarsai DPA (termasuk landreform). Dia akhirnya diangkat sebagai Menteri Negara dan dikenal sebagai penulis pidato-pidato Sukarno. Njoto juga menekuni sastra dan memiliki minat besar di bidang kebudayaan. Ia termasuk salah satu pendiri Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra). Buku ini berusaha memberi pintu masuk ke dunia ide Njoto dengan membahas ketiga bidang yang digelutinya: politik, publisistik, dan kebudayaan. Dilengkapi dengan tulisan-tulisan dan pidato-pidato asli dari tokoh yang dimatikan secara fisik dan gagasan ini oleh kediktatoran Orde Baru. Buku persembahan penerbit Marjin Kiri
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Lesbumi ; Strategi Politik Kebudayaan Choirotun Chisaan, 2008-01-01 Dari buku ini kita akan di temukan dengan tiga tokoh yang menjadi tembok pertahanan Lesbumi yakni, Djamaludin Malik, Asrul Sani, dan Usmar Ismail. Tiga serangkai ini menampilkan diri sebagai role model seniman muslim. Mereka mengolah gerakan Lesbumi sebagai sebah gerakan yang humanis dan religius. Inilah yang menjadikan Lesbumi tidak dapat digempur oleh PKI lewat Lekra di dalam lembaga kesenian. Hal ini yang membedakan antara Lesbumi dengan lembaga kesenian lainnya, yakni dengan kentalnya religiutas dan intelektualitas. (hlm:159) Jika dicermati, sebenarnya buku ini terdiri dari tiga tema. Pertama, menerangkan tentang historisitas Lesbumi. Kedua, menerangkan posisi Lesbumi dalam polemik tentang seni-budaya. Ketiga, Lesbumi di jadikan sebuah arena dakwah dalam persepektif kebudayaan. Dari ketiga tema itu, kita dapat simpulkan adanya sinergisitas antara history, politik kebudayan Lesbumi sendiri dan goal institusi ini yakni, progess dalam peradaban kebudayaan. Benar saja, jika politik kebudayaan Lesbumi mempunyai peran yang signifikan di kehidupan politik, sosial dan seni-budaya masyarakat Indonesia. (hlm:203) Tak pelak jika hadirnya buku ini menjadikan referensi kita membangun pemikiran perkembangan kebudayaan Indonesia. Dengan mengingat kembali sejarah yang terlupakan sebagai pandangan serta pelajaran dalam membangun kembali lembaga kebudayaan, antisipasi masalah kebudayaan yang timbul akan teratasi. Kebudayaan tidak hanya untuk para seniman atau budayawan saja, tetapi untuk kebaikan bersama serta investasi keilmuan bangsa menghadapi modernisasi dan globalisasi.
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Bung Karno Usman Hadi, 2017-05-23 Soekarno sudah dikenal sebagai bapak bangsa dan pahlawan kemerdekaan. Kepiawaian beliau mempimpin bangsa ini sudah menjadi sesuatu yang diketahui orang banyak. Buku ini memberi banyak informasi yang mungkin belum diketahui kebanyakan orang. Rahasia mengenai bapak bangsa ini mungkin banyak ditutupi dan diselewengkan ketika rezim pasca Soekarno berkuasa. Kenalilah Sang Nasionalis Sejati dengan menyelami kisahnya di dalam buku ini.
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Perang yang Tidak Akan Kita Menangkan Bima Satria Putra, 2018-01-01 The dominant trend of anarchism in the PKI before 1926, the syndicalist workers' movement against Japanese fascism and the occupation of factories during the 1945 revolution has actually been quite widely discussed and mentioned in historical works. Ruth McVey, Ben Anderson, and Soe Hok Gie have also mentioned their role in the Dutch anti-colonial movement in the archipelago. The leftist movement in Indonesia originated from a wide variety of traditions. To call them socialists, communists, and leftists is a serious simplification. This book tries to compile an alternative narrative that is quite different from most historical literature that has been circulating, because it is aware of the diversity of thoughts within the left movement, and maps how each of these groups interacts and strives together to create a classless and non-oppressive society.
  orang orang di persimpangan kiri jalan: H.O.S Tjokroaminoto Nur Rokhim, Haji Oemar Said (H.O.S) Tjokroaminoto adalah pelopor pergerakan nasional. Tokoh yang dikenal dengan Raja Jawa Tanpa Mahkota ini adalah orang pertama yang menyuarakan secara terbuka tentang ide pemerintahan sendiri atau Zelfbestuur bagi rakyat pribumi. Selain pelopor pergerakan nasional, Tjokro juga merupakan pencetak tokoh-tokoh bangsa yang militan dan punya daya juang tinggi. Ia menjadikan rumahnya di Gang Peneleh VII Surabaya sebagai kawah candradimuka untuk mencetak generasi penerus dan pejuang. Bung Karno menyebut rumah Tjokro sebagai dapur revolusi Indonesia. Dari rumah sederhana itulah, lahir tokoh-tokoh terkemuka dalam gelanggang sejarah Indonesia, seperti Soekarno, Musso, Alimin, Semaun, Tan Malaka, dan Kartosuwiryo. Murid-murid Tjokro itulah yang mewarnai sejarah pergerakan Indonesia dengan ideologi yang berbeda. Nah, dalam rangka “mengabadikan” Tjokroaminoto dan sumbangsihnya bagi Indonesia dalam ingatan bangsa, buku sederhana ini dilahirkan. Selamat membaca!
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Tan Malaka Masykur Arif Rahman, 2017 “Tan, jelas, tidak memperlakukan komunisme sebagai satu ideologi; ia adalah metode. Satu alat berpikir sistematis untuk membedah realitas dan menganalisis bagaimana seyogianya pergerakan digulirkan, pembagian wewenang dilangsungkan, dan pengorganisasian kerja ditata. Ia menggunakannya ketika harus mengkritik Sukarno yang partainya terlalu disibukkan dengan memikat rakyat dengan kata-kata, 'grande-eloquence,' dan kehilangan pijakan bagaimana mengorganisir serta mendisiplinkan mereka. Dan, tentu saja, ia menggunakannya untuk menggerakkan orang-orang agar mau berdiri di hadapan kolonialisme Eropa saat itu.” —Geger Riyanto, Esais dan peneliti sosiologi. Mengajar Filsafat Sosial dan Konstruktivisme di UI. Bergiat di Koperasi Riset Purusha. “Ia adalah penggagas awal Republik Indonesia. Gagasannya menjadi pegangan, pemikirannya diikuti tokoh-tokoh pergerakan. Tan Malaka adalah orang pertama yang memperkenalkan kata yang belum terpikirkan para pendiri negeri saat itu.” —Najwa Shihab, Jurnalis dan Duta Baca Indonesia periode 2016–2020.
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Indonesia merdeka karena Amerika? Frances Gouda, Thijs Brocades Zaalberg, 2007
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Seri Tempo: Tjokroaminoto Redaksi Tempo, 2021-12-14 Ialah seseorang yang begitu besar jasanya dalam membangun fondasi bangsa Indonesia, namun lebih sering berada di belakang layar. Dalam buku ini semua diungkap. Mulanya, ia hanyalah seorang saudagar batik yang kemudian dilantik oleh Samanhoedi menjadi anggota Sarekat Islam, sampai akhirnya memiliki karier yang gemilang dan diangkat sebagai ketua. Di tangan Tjokro, Sarekat Islam, yang semula merupakan organisasi saudagar batik pribumi, menjadi gerakan politik yang besar dan kuat. Ia menginspirasi ribuan orang dan menumbuhkan bibit-bibit semangat kebangsaan. Hal ini membuatnya diberi julukan “Raja Tanpa Mahkota” oleh kolonial Belanda, sementara rakyat jelata menyebutnya sebagai “Ratu Adil”. Tjokroaminoto dikisahkan menggunakan bahasa yang ringan untuk sebuah buku yang bertemakan sejarah. Buku ini dibuat begitu mengalir sehingga tidak terasa bahwa kita sedang mempelajari sebuah sejarah juang kemerdekaan. Kenali seorang Tjokro lebih jauh melalui seri ini.
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Mengurai Kabut Pekat Dalang G30S Herman Dwi Sucipto, 2015 Gerakan 30 September atau yang lebih dikenal dengan G 30 S merupakan peristiwa yang hingga sekarang masih menyisakan pertanyaan bagi semua kalangan. Peristiwa yang terjadi antara 30 September sampai 1 Oktober tahun 1965 itu telah menelan banyak korban, termasuk enam perwira tinggi militer. Mengusut kejadian yang dicap sebagai pelanggaran HAM berat tersebut layaknya mengurai benang kusut; tak mudah. Menemukan dalang utamanya sama halnya menyusuri kabut tebal, layaknya mencari titik terang di wilayah abu-abu. Namun, kejadian itu nyata adanya. Siapa aktor yang sesungguhnya? Benarkah Gerakan 30 September memang intrik dan unjuk gigi para simpatisan PKI? Ataukah, PKI hanyalah anak yang dikorbankan oleh tangan-tangan siluman yang sengaja mengail di situasi keruh saat Indonesia sedang gonjang-ganjing? Buku ini mencoba menapak jejak kabut kelam sejarah G 30 S. Herwan Dwi Sucipto, penulis buku ini, memberanikan diri untuk mencari titik terang di wilayah abu-abu tersebut. la susuri setiap fase sejarah pertumbuhan dan perkembangan PKI, partai yang hingga kini masih menjadi phobia dan barang haram di bumi Indonesia, hingga puncak peristiwa berdarah. Bagaimana kesimpulan sang penulis terhadap kejadian luar biasa itu? Apakah G 30 S tetap sebagai kabut sejarah yang tak terjamah, wilayah remang-remang? Ataukah, ada setitik cercah kejelasan bahwa peristiwa itu nyata tetapi penuh rekayasa? Silakan Anda menggali jalinan-jalinan dan turut serta memberikan suluh terhadap insiden berdarah tersebut yang tersaji di dalam buku ini. Selamat membaca!
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Mencari Autensitas dalam Dinamika Zaman Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif, 2019 “Tidak banyak orang yang seperti beliau, yang mau berbicara secara jernih, kritis, tapi masih dalam konteks persatuan kita. Pikiran-pikiran tokoh-tokoh penting seperti Buya patut disimak dan dipelajari serta dijadikan teladan.” —Drs. H. M. Jusuf Kalla, Wakil Presiden RI Dua Periode. “Saya teringat pada Syafii lama, Syafii muda yang saya kenal dahulu, ketika saya membaca koleksi tulisan ini. Persamaannya banyak sekali. Misalnya, nama Mohammad Hatta muncul di hampir setiap artikel.” —R. William Liddle, profesor ilmu politik di The Ohio-State University, Columbus OH, AS. Di tengah gemuruh badai krisis di tanah air, Buya Syafii seakan tak pernah merasa lelah untuk terus mencari “embun yang bening dan sejuk”. Ia percaya bahwa badai krisis yang melanda bangsa Indonesia pasti segera berlalu. Dan, melalui tulisan-tulisannya di buku ini, ia mengungkapkan pencariannya itu secara gamblang dan kritis. Bagi Buya Syafii, buku ini sejatinya juga menjadi bagian dari kesaksian: kesaksian seorang anak bangsa atas realitas di negerinya. Dalam kesaksian ini, ia menuturkan banyak hal: dari masalah agama, budaya, ekonomi, hingga politik. Dan, ia berharap bahwa kesaksian itu dapat membangkitkan bangsa yang sedang mati suri agar segera siuman.
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Kronik revolusi Indonesia Revolusi Indonesia ,
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Sejarah Sosial Suharni Suddin, Ustianti Ustianti, Budi Juliardi, Meri Erawati, Liza Husnita, Wiwil Nofrizul Saputri, Nurul Anam, Satria Kurniawan Putra, Andriani Sariwardani, Kaksim Kaksim, Eka Zuni Lusi Astuti, 2025-04-28 Buku Sejarah Sosial menyajikan eksplorasi mendalam mengenai kehidupan masyarakat dari masa ke masa dengan pendekatan yang lebih dekat pada realitas sosial. Dengan menyingkap sisi sejarah yang sering kali terabaikan seperti kehidupan rakyat biasa, relasi sosial, budaya material, dan struktur komunitas buku ini menawarkan pembacaan sejarah yang lebih manusiawi dan menyeluruh. Dimulai dengan pembahasan tentang pengertian dan ruang lingkup sejarah sosial, buku ini menelusuri dinamika masyarakat prasejarah, perkembangan struktur sosial, serta kontribusi tokoh-tokoh pemikir seperti Sartono Kartodirdjo dalam membumikan historiografi rakyat. Pembaca juga diajak memahami transisi besar dari masyarakat berburu ke masyarakat pertanian, pengaruh Revolusi Neolitik, hingga kemunculan sistem tulisan dan struktur sosial kompleks dalam peradaban Mesir, Tiongkok, dan Romawi kuno. Dikemas dengan pendekatan interdisipliner dan dukungan referensi ilmiah terkini, buku ini tidak hanya menjadi sumber pengetahuan historis, tetapi juga sebagai cermin untuk memahami bagaimana masyarakat beradaptasi, berubah, dan berkembang dalam arus sejarah. Sebuah referensi penting bagi siapa saja yang ingin menggali lebih dalam hubungan antara masa lalu dan struktur sosial masa kini.
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Jejak-Jejak Di Tlatah Teteguall Conie Wishnu W dan Hari Bagor S, Jejak-Jejak Di Tlatah Teteguall Penulis : Conie Wishnu W dan Hari Bagor S Ukuran : 14 x 21 cm No. QRCBN : 62-39-1232-293 Terbit : Juni 2022 www.guepedia.com Sinopsis : Bahasa Tegalan merupakan bahasa Jawa dengan keunikan yang sangat khas dan berbeda dengan induk bahasanya. Bahasa dan budaya yang egaliter tersebut sebagai hasil dari perjalanan peradaban Tegal, sejak masih berupa Tlatah Teteguall, hingga saat ini. Wilayah yang memiliki letak sangat strategis sebagai persilangan jalur perdagangan darat dan laut, menjadikan banyak terjadi persinggungan dan akulturasi diberbagai bidang, sehingga semakin memperkaya budaya dan membentuk masyarakat yang tangguh. Jejak-jejak peradaban Tlatah Teteguall ditorehkan oleh berbagai tokoh dan peristiwa, serta tercatat sebagai sejarah maupun kisah-kisah legenda yang dituturkan turun-temurun secara lisan. Tokoh-tokoh besar, antara lain seperti : Ki Gede Sebayu, Pangeran Purbaya, Kwee Lak Kwa dan R.A. Kardinah, serta peristiwa Pendombrengan, meninggalkan jejak yang cukup dalam bagi perkembangan dan dinamika peradaban di Tlatah Teteguall. Selamat Membaca. www.guepedia.com Email : guepedia@gmail.com WA di 081287602508 Happy shopping & reading Enjoy your day, guys
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Korporatisme Dalam Undang-Undang Dasar 1945 E. Fernando M. Manullang, 2017-07-03 Penerbitan buku ini adalah upaya untuk mengangkat kembali persoalan sekitar UUD 1945, yang terus muncul dan tak pernah berakhir, semenjak ia diamendemen pada awal abad ke-21 ini. Persoalan itu berkisar pada romantisme yang menghendaki kita, Republik Indonesia, untuk kembali ke UUD 1945 asli. Romantisme itu didorong pada semacam ketidakpuasan sebagian pihak yang melihat praktik-praktik ekonomi di masa sekarang yang lebih bernuansa liberal atau propasar. Tambah lagi, angka-angka pertumbuhan ekonomi yang propasar itu tidak terbukti memberikan kesejahteraan pada rakyat kebanyakan. Itu mungkin terjadi, menurut kalangan yang tidak puas itu, karena spirit konstitusi kemerdekaan republik ini, UUD 1945, telah dimanipulasi, dan bahkan relatif disingkirkan, oleh agenda-agenda neokolonialisme dan neoliberalisme. Yang menarik di atas fenomena tersebut, mengapa sedemikian menariknya UUD 1945 ini, sehingga masih terus digadang- gadang sebagai jawaban atas kekacauan di atas? Mengapa semangat baru di masa kini tetap tidak diterima, terlepas adanya kecacatan sistematis di dalam UUD 1945? Lalu mengapa jika semangat baru diadakan, tetap saja romantisme akan hal yang baik dari UUD 1945 tetap dipelihara? Di sinilah alasan tambahan lainnya yang menjadi latar mengapa naskah ini dipublikasikan di masa sekarang. Saya menduga, ini disebabkan oleh sifat harmonis yang ditawarkan oleh UUD 1945, yang menurut tuduhan sebagian pihak, telah musnah dalam amendemen 1945. Buku persembahan penerbit PrenadaMediaGroup
  orang orang di persimpangan kiri jalan: Sejarah SMA/MA Kls XII-Bahasa ,
  orang orang di persimpangan kiri jalan: PEKIK TAKBIR BUNG TOMO Perjalanan Hidup, Kisah Cinta & Perjuangannya Fery Taufiq, 2020 Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945 tidak bisa terlupakan diingatan masyarakat Indonesia. Cucuran keringat dan darah bahkan nyawa bersatu padu dengan sumpah “mati atau merdeka!”. Hari itu diperingati sebagai Hari Pahlawan. Dan, Surabaya telah dicatat oleh dunia bahwa orang pribumi memiliki satu nyali “wani”. Ada oknum yang menggerakkan pasukan wani wati berdiri di tengah-tengah letupan rudal. Salah satunya adalah Bung Tomo. Kisah perjuangan Bung Tomo dalam menggerakkan perlawanan terhadap penjajah selalu terkenang di jiwa rakyat Indonesia. Buku ini mengisahkan perjalanan hidup Bung Tomo sejak dari lahir hingga wafatnya. Pembahasan akan mengupas secara rinci riwayat-riwayat perjuangan Bung Tomo, termasuk juga pernikahannya di tengah pecahnya revolusi. Selain itu disajikan pula keandalan Bung Tomo dalam berorasi, menggerakkan massa dengan kata-kata untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Selamat membaca! Ukuran buku: 14x20.5cm Tahun : 2020 Tebal buku: 292 Kertas isi: bookpaper
Espace Client Orange
Gérez vos services Orange, consultez vos factures, commandez une carte SIM et retrouvez votre code PUK à tout moment dans votre Espace Client.

Offres Mobiles, Internet, TV, Actu & Accès compte Mail - Orange
Retrouvez toute l'offre Orange depuis le portail : consultez votre mail Orange directement depuis la messagerie Orange, profitez des meilleures offres sur les forfaits mobiles et Internet fibre …

Mail Orange : boite mail, adresse mail, compte messagerie webmail
Le mail Orange vous permet d'envoyer et recevoir des mails de façon simple et sécurisée. Créez plusieurs adresses et bénéficiez de fonctionnalités adaptées à vos besoins !

Messagerie Orange : découvrez la messagerie et accédez à vos mails
La messagerie Orange vous offre un ensemble de services pour communiquer facilement en toute sécurité : mail, contacts, boite vocale.

Livebox 7 - Réseaux Orange
Livebox 7 Passez à la vitesse supérieure ! Débits fibre jusqu’à 8Gbit/s ↑↓et Wifi 7 La box la plus rapide et design d’Orange Avec l’augmentation des usages numériques et des …

Accéder à mon mail Orange - Communauté Orange
Aug 2, 2013 · Voici quelques infos utiles à préciser lorsque vous rencontrez un soucis de messagerie Comment consultez-vous vos e-mail ? Depuis le Portail Orange ou avec un …

Espace client Orange : comment vous identifier - Assistance Orange
Jan 28, 2025 · Vous avez besoin de gérer efficacement vos contrats (suivi conso, factures, forfaits), vos données personnelles ou vos équipements (urgences, dépannage). Pour cela, …

Je m'identifie - Espace Client Orange
Pour retrouver l'ensemble de vos services Orange et gérer vos comptes, il est nécessaire de s'identifier à partir d'un ordinateur ou d'un mobile. Nous vous expliquons comment réinitialiser …

Accès à mon compte orange et espace client
Aug 5, 2013 · Bonjour, Vous êtes client Orange et souhaitez accéder à votre espace client : Identifiez-vous pour accéder à vos comptes mobile, Internet et fixe Découvrez également …

Aide et contact - nouveau Mail Orange - Messagerie Orange
Bénéficiez d'une assistance Orange en ligne pour bien utiliser le nouveau Mail Orange.

Espace Client Orange
Gérez vos services Orange, consultez vos factures, commandez une carte SIM et retrouvez votre code PUK à tout moment dans votre Espace Client.

Offres Mobiles, Internet, TV, Actu & Accès compte Mail - Orange
Retrouvez toute l'offre Orange depuis le portail : consultez votre mail Orange directement depuis la messagerie Orange, profitez des meilleures offres sur les forfaits mobiles et Internet fibre …

Mail Orange : boite mail, adresse mail, compte messagerie webmail
Le mail Orange vous permet d'envoyer et recevoir des mails de façon simple et sécurisée. Créez plusieurs adresses et bénéficiez de fonctionnalités adaptées à vos besoins !

Messagerie Orange : découvrez la messagerie et accédez à vos …
La messagerie Orange vous offre un ensemble de services pour communiquer facilement en toute sécurité : mail, contacts, boite vocale.

Livebox 7 - Réseaux Orange
Livebox 7 Passez à la vitesse supérieure ! Débits fibre jusqu’à 8Gbit/s ↑↓et Wifi 7 La box la plus rapide et design d’Orange Avec l’augmentation des usages numériques et des …

Accéder à mon mail Orange - Communauté Orange
Aug 2, 2013 · Voici quelques infos utiles à préciser lorsque vous rencontrez un soucis de messagerie Comment consultez-vous vos e-mail ? Depuis le Portail Orange ou avec un …

Espace client Orange : comment vous identifier - Assistance Orange
Jan 28, 2025 · Vous avez besoin de gérer efficacement vos contrats (suivi conso, factures, forfaits), vos données personnelles ou vos équipements (urgences, dépannage). Pour cela, …

Je m'identifie - Espace Client Orange
Pour retrouver l'ensemble de vos services Orange et gérer vos comptes, il est nécessaire de s'identifier à partir d'un ordinateur ou d'un mobile. Nous vous expliquons comment réinitialiser …

Accès à mon compte orange et espace client
Aug 5, 2013 · Bonjour, Vous êtes client Orange et souhaitez accéder à votre espace client : Identifiez-vous pour accéder à vos comptes mobile, Internet et fixe Découvrez également …

Aide et contact - nouveau Mail Orange - Messagerie Orange
Bénéficiez d'une assistance Orange en ligne pour bien utiliser le nouveau Mail Orange.