Advertisement
ketika cinta bertasbih 1: KETIKA CINTA BERTASBIH 1 Habiburrahman El-Shirazy, 2007-06-12 Azzam meratapi kekhilafannya dan memarahi dirinya sendiri. Dalam hati ia bersumpah akan lebih menjaga diri, dan hal yang menistakan seperti itu tidak boleh terjadi lagi. la juga bersumpah untuk segera menemukan orang yang tidak kalah hebatnya dengan Eliana, tapi bertudung litup, solehah, boleh berbahasa Arab dan berbahasa Inggeris dengan fasih. Kalau terpaksa gadis itu orang Mesir tidak mengapa. Yang jelas rasa terhinanya harus ia simakan. la harus menemukan kembali kehormatannya sebagai seorang Azzam yang memiliki harga diri. Meskipun masyarakat Indonesia di Mesir mengenalinya hanya sebagai tukang masak atau penjual tempe, tapi harga diri dan kesucian diri tidak boleh diremehkan oleh siapapun juga. la yakin akan memperolehi isteri yang lebih jelita dari Eliana, dan lebih balk darinya. Ia yakin itu tekadnya. Ia ulang-ulang tekad itu dalam hatinya. Ia rajut dengan doa. Ia bawa tekad itu ke dalam tidurnya. Ke dalam mimpinya. Dan ke dalam alam bawah sedarnya. Buku persembahan Republika Penerbit [Republika, bukurepublika, Penerbit Republika, novel remaja] |
ketika cinta bertasbih 1: Dalam mihrab cinta Habiburrahman El Shirazy, 2007 |
ketika cinta bertasbih 1: KETIKA CINTA BERTASBIH 2 Habiburrahman El-Shirazy, 2007-11-25 “Jika Anda ingin membaca novel cinta berliku yang memotivasi dan mendidik, ya dwilogi Ketika Cinta Bertasbih inilah novelnya. Ini novel sungguh bergizi yang sangat menyentuh jiwa. Saya merekomendasikannya sebagai salah satu referensi sastra mendidik yang harus dibaca oleh generasi muda.” ---Uswatun Hasanah, Guru Sastra. “Ketika Cinta Bertasbih ini tidak sekadar novel romantic, ini juga novel fikih yang ditulis dalam alur cerita yang tak mudah ditebak. Kang Abik melakukan terobosan baru menjelaskan kaidah-kaidah fikih melalui novel. Salut!!!.” ----KH Mifdhal Muthahhar, Pengasuh Pesantren Terpdu Al-Hikmah, Boyolali Buku persembahan Republika Penerbit [Republika, bukurepublika, Penerbit Republika, novel religi] |
ketika cinta bertasbih 1: Dalam Perjamuan Cinta Tawfīq Ḥakīm, 2008 |
ketika cinta bertasbih 1: Ketika Cinta Bertasbih Buku 1 Dwilogi Pembangun Jiwa Habiburrahman El Shirazy, 2007 Selain mengajak untuk menyucikan jiwa, Ketika Cinta Bertasbih ini menyadarkan apa makna prestasi yang sesungguhnya. Novel yang dahsyat dan benar-benar berbeda! —ISHAK IBRAHIM HASAN, M.A. Sastrawan dan Anggota DPRD Kaltim Inilah novel motivasi yang mencerahkan. Luar biasa! lsinya saya rasakan begitu kuat memotivasi pembacanya untuk berani hidup mandiri, untuk tidak mudah menyerah, untuk terus maju meraih anugerah Allah. —SARWEDI HASIBUAN Mahasiswa Program Pascasarjana University of Malaya, Kuala Lumpur Ketika Cinta Bertasbih ini bukan sekadar novel romantis, ini juga novel fikih yang ditulis dalam alur cerita yang tak mudah ditebak. Kang Abik melakukan terobosan baru menjelaskan kaidah-kaidah fikih melalui novel. Salut! —K.H. MIFDHAL MUTHAHHAR, LC. Ikatan IKADI dan Pengasuh Pesantren Terpadu Al Hikmah, Boyolali Kepiawaian Kang Abik menulis setara dengan HAMKA, Kuntowijoyo, dan bahkan menyamai Gibran. NURDIN Mahasiswa Pascasarjana IAIN Ar Raniry, Aceh Sebenarnya saya adalah orang yang paling anti membaca novel. Namun, setelah bertemu dengan novel-novelnya Kang Abik, saya benar-benar ketagihan, dan saya sungguh terharu membacanya. —AIDHIL A. Penggemar Kang Abik di Hongkong Karya-karya Kang Abik telah membuat aku basah air mata karena rindu fitrah dan kesucian. —YUYUN Penggemar Kang Abik di Timika, Papua |
ketika cinta bertasbih 1: Performance, Popular Culture, and Piety in Muslim Southeast Asia T. Daniels, 2013-03-20 The Muslim-majority nations of Malaysia and Indonesia are known for their extraordinary arts and Islamic revival movements. This collection provides an extensive view of dance, music, television series, and film in rural, urban, and mass-mediated contexts and how pious Islamic discourses are encoded and embodied in these public cultural forms. |
ketika cinta bertasbih 1: Prosiding International Conference on Indonesian Studies Irmayanti Moeliono, 2013 On civilization and pluralism in Indonesia; papers of a conference. |
ketika cinta bertasbih 1: Pengkajian Prosa Fiksi (edisi revisi) Andri Wicaksono, Buku ini ditulis untuk dijadikan sebagai bahan bacaan, pegangan, buku ajar bagi mahasiswa jurusan bahasa-sastra, guru bahasa dan sastra, dan atau pembaca lainnya yang berminat untuk dapat menambah pengetahuan dan wawas-an tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengkajian prosa fiksi. Kehadiran buku ini dapat dianggap sebagai penambah khasanah keramaian teori apresiasi/kajian prosa fiksi. Hanya sayang, yang beredar sampai seberang nusa dan antara tidak banyak. Buku ini adalah sebuah usaha untuk membuat teori fiksi menjadi mudah dipahami dan menarik bagi sebanyak mungkin pembaca. Seperti yang coba diung-kapkan oleh buku ini, sebenarnya tidak ada ‘teori fiksi, dalam artian yang sebangun pada suatu teori teori tertentu atau kecenderungan yang muncul dari “tokoh, ahli, teori, paham tertentu” atau terapan pada fiksi apapun juga. Tidak satu pun dari bab per bab yang disebutkan dalam buku ini, mulai dari bagian pertama Bab I – III memuat pengantar, pendekatan, dan kajian fiksi; bagian kedua Bab IV – VIII berisi struktur intrinsik : tema, alur, tokoh, latar, sudut pandang, stilistika (untuk subbab ini dibahas pada buku yang berbeda); hingga bagian ketiga buku ini atau yang terakhir Bab IX berisi unsur ekstrinsik fiksi yang terbatas pada Nilai Pendidikan (religius, moral, budaya); yang benar-benar berurusan dengan tulisan ‘teori fiksi’ saja. Buku ini dicoba disusun dengan menggunakan bahasa yang lugas, pengertian dan sintesis dari teori-teori yang “terbaca dan terjangkau”, disertai contoh aplikatif dari beberapa karya yang barangkali fenomenal dan penting pada masanya. Kata yang tercetak dari teori untuk menjadi jenis bahasa ‘biasa’ yang selalu tersedia secara alamiah bagi semua orang, pun merupakan teori fiksi tertentu. Sepa-tutnya dipahami, teori apresiasi fiksi terbentuk lebih oleh impuls demokratis (bebas, manasuka-arbitrer) ketimbang elitis,sangkil. Pada titik ini, semoga ada dalam tingkat keterbacaan yang tidak membosankan bagi pembaca. Penerbit Garudhawaca |
ketika cinta bertasbih 1: Identitas Dan Kenikmatan Ariel Heryanto, 2015-07-02 “Heryanto memiliki kemampuan yang langka untuk mengaitkan analisa tajam atas ben tangan masalah media dengan pertanyaan-pertanyaan teoretis yang lebih luas da lam ka jian budaya.” (Profesor Krishna Sen, Dekan Fakultas Sastra-Budaya, The Uni versity of Western Australia) “Buku ini bukan hanya meneroka berbagai isu dalam masyarakat mutakhir, mulai dari islami sasi budaya kaum muda perkotaan hingga K-Pop, politik jalanan, minoritas Tiong hoa, dan representasi tragedi 1965-66, tetapi juga memperlihatkan kebertautan antar isu tersebut; dan bermuara pada problematisasi narasi-narasi besar se perti nasion dan nasionalisme, globalisme dan globalisasi, modernisme dan mo dern itas, yang se lama ini diterima begitu saja.” (Dr Budiawan, Universitas Gadjah Mada) “Kekuatan buku ini adalah kajian lintas disiplin yang cair, yang dapat mengaitkan hal-hal yang tak terlihat berkaitan, seperti K-Pop dengan identitas Tionghoa dan gaya hidup islami, representasi kekerasan 1965 dengan premanisme dan tatanan politik formal. Buku ini menjawab kebutuhan akan pemahaman yang lebih kompleks tentang politik identitas dan budaya populer di Indonesia sesudah Reformasi. Buku ini perlu dibaca oleh mahasiswa, ilmuwan, dan pegiat budaya di bidang kajian budaya, kajian Indonesia, dan kajian Asia Tenggara. (Profesor Melani Budianta, Universitas Indonesia) “Dalam buku ini, Ariel Heryanto membawa kita ke suatu perjalanan yang secara visual amat memukau, dan tampaknya menjadi awal kebangkitan budaya layar Indonesia. Karya sang pelopor kajian budaya Indonesia ini menunjukkan bahwa gejala budaya yang seakan-akan ‘baru lahir’ ini—yang diproduksi baik di atas layar maupun di balik layar—sekaligus bersifat global, punya sejarah panjang, dan berakar mendalam pada kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Buku ini wajib dibaca oleh semua yang ingin memahami budaya pop Indonesia mutakhir dengan berbagai kontradiksi yang ada di dalamnya.” (Associate Professor Bart Barendregt, Leiden University) |
ketika cinta bertasbih 1: Indonesian Cinema after the New Order Thomas Barker, 2019-09-16 In Indonesian Cinema after the New Order: Going Mainstream, Thomas Barker presents the first systematic and most comprehensive history of contemporary Indonesian cinema. The book focuses on a 20-year period of great upheaval from modest, indie beginnings, through mainstream appeal, to international recognition. More than a simple narrative, Barker contributes to cultural studies and sociological research by defining the three stages of an industry moving from state administration; through needing to succeed in local pop culture, specifically succeeding with Indonesian youth, to remain financially viable; until it finally realizes international recognition as an art form. This “going mainstream” paradigm reaches far beyond film history and forms a methodology for understanding the market in which all cultural industries operate, where the citizen-consumer (not the state) becomes sovereign. Indonesia presents a particularly interesting case because “going mainstream” has increasingly meant catering to the demands of new Islamic piety movements. It has also meant working with a new Ministry of Tourism and Creative Economy, established in 2011. Rather than a simplified creative world many hoped for, Indonesian filmmaking now navigates a new complex of challenges different to those faced before 1998. Barker sees this industry as a microcosm of the entire country: democratic yet burdened by authoritarian legacies, creative yet culturally contested, international yet domestically shaped. “This is a significant piece of scholarly contribution informed by an extensive range of interviews with industry insiders. This volume is particularly welcome given the dearth of English-language publications on Indonesian cinema in the last two decades. I have no doubt that the book will be extensively used in any future work on national cinema, not just in Indonesia, but Southeast Asia more widely.” —Krishna Sen, University of Western Australia “Indonesian Cinema after the New Order is a marvelously entertaining and important contribution to the study of Indonesian cinema, youth culture, and media worlds in a global context. In fact, I would consider it the best book I have seen on the subject of the Indonesian film industry.” —Mary Steedly, Harvard University |
ketika cinta bertasbih 1: Manusia Mulia Zaenal Abidin el-Jambey, 2017-08-07 Manusia mulia siapakah itu? Apa mereka yang bergelimang harta, punya jabatan yang tinggi, punya kekuasaan atau mereka yang punya berderet-deret gelar kehormatan? Buku ini mengupas tuntas siapa manusia mulia itu. Di antaranya orang-orang yang beriman, bertakwa, para pembelajar, pecinta dan para pezikir, di mana Allah janjikan kemuliaan di dunia dan di akhirat. Allah jamin kecukupan rezeki mereka. Allah ampuni dosa dan kesalahan mereka. Allah bangga-banggakan mereka di depan para penduduk langit. Allah siapkan surga yang keindahannya tiada terkira. Bukan hanya memotivasi para pembacanya untuk menjadi pribadi-pribadi mulia. Kisah-kisah inspiratif juga dihadirkan sang penulis untuk semakin menguatkan pembaca sekalian agar berusaha sekuat tenaga menjadi pribadi-pribadi mulia di dunia dan akhirat. Siapa saja pribadi-pribadi mulia itu? Selengkapnya ada di buku yang ada di tangan Anda ini. Selamat membaca. Selling point: Menyajikan kisah-kisah inspiratif Kata kunci: agama, islam, motivasi, umum |
ketika cinta bertasbih 1: Gender and Islam in Indonesian Cinema Alicia Izharuddin, 2016-12-28 This book presents a historical overview of the Indonesian film industry, the relationship between censorship and representation, and the rise of Islamic popular culture. It considers scholarship on gender in Indonesian cinema through the lens of power relations. With key themes such as nationalism, women's rights, polygamy, and terrorism which have preoccupied local filmmakers for decades, Indonesia cinema resonates with the socio-political changes and upheavals in Indonesia’s modern history and projects images of the nation through the debates on gender and Islam. The text also sheds light on broader debates and questions about contemporary Islam and gender construction in contemporary Indonesia. Offering cutting edge accounts of the production of Islamic cinema, this new book considers gendered dimensions of Islamic media creation which further enrich the representations of the 'religious' and the 'Islamic' in the everyday lives of Muslims in South East Asia. |
ketika cinta bertasbih 1: Smart Parenting & Relationships Technology Setiyo Widodo, 2013-02-13 Anda menginginkan anak Anda berprestasi di sekolah, baik, rajin ibadah, menghormati Anda tetapi dengan berjalannya waktu, anda dibuat pusing oleh tingkah lakunya, cemas dengan masa depannya dan seolah Anda tidak mengenalnya lagi Rudi kok susah sekali dinasihati, main terus, susah sekali disuruh belajar! Anak nggak ada hormat-hormatnya sama orang tua. Dinasihati malah melawan! Tiap malam ke warnet, pulang jam 2 pagi. Emangnya ada apa sih di warnet? Uang SPP beberapa bulan nggak dibayarin. Padahal sudah dikasih. Malu saya! Mau Ujian Nasional, orang tua yang khawatir. Anak malah santai-santai aja! Anda pernah mengeluh seperti itu? Atau sejenisnya. Jika ya buku ini sangat tepat untuk Anda. Yang akan Anda pelajari: - Bagaimana menjadikan anak SMART secara alami - Dua hal yang harus diubah dalam diri orang tua sebelum mengarahkan anak - Tipe-tipe orang tua sebagai dasar untuk perbaikan diri - Pola-pola pengasuhan yang tidak efektif dan bagaimana membereskannya - Teknik berbicara sehingga anak-anak mau mendengarkan - Teknik mendengarkan sehingga anak-anak terbuka/mau bicara - Empat Formula Sukses Utama yang wajib dimiliki anak agar juara di sekolah & karier dan bagaimana orang tua dapat membantu anak memilikinya |
ketika cinta bertasbih 1: Identity and Pleasure Ariel Heryanto, 2014-07-01 Identity and Pleasure: The Politics of Indonesian Screen Culture critically examines what media and screen culture reveal about the ways urban-based Indonesians attempted to redefine their identity in the first decade of this century. Through a richly nuanced analysis of expressions and representations found in screen culture (cinema, television and social media), it analyses the waves of energy and optimism, and the disillusionment, disorientation and despair, that arose in the power vacuum that followed the dramatic collapse of the militaristic New Order government. While in-depth analyses of identity and political contestation within the nation are the focus of the book, trans-national engagements and global dimensions are a significant part of the story in each chapter. The author focuses on contemporary cultural politics in Indonesia, but each chapter contextualizes current circumstances by setting them within a broader historical perspective. |
ketika cinta bertasbih 1: Teori sastra Juwati, M.Pd., Syaiful Abid, M.Pd., |
ketika cinta bertasbih 1: Indonesians and Their Arab World Mirjam Lücking, 2021-01-15 Indonesians and Their Arab World explores the ways contemporary Indonesians understand their relationship to the Arab world. Despite being home to the largest Muslim population in the world, Indonesia exists on the periphery of an Islamic world centered around the Arabian Peninsula. Mirjam Lücking approaches the problem of interpreting the current conservative turn in Indonesian Islam by considering the ways personal relationships, public discourse, and matters of religious self-understanding guide two groups of Indonesians who actually travel to the Arabian Peninsula—labor migrants and Mecca pilgrims—in becoming physically mobile and making their mobility meaningful. This concept, which Lücking calls guided mobility, reveals that changes in Indonesian Islamic traditions are grounded in domestic social constellations and calls claims of outward Arab influence in Indonesia into question. With three levels of comparison (urban and rural areas, Madura and Central Java, and migrants and pilgrims), this ethnographic case study foregrounds how different regional and socioeconomic contexts determine Indonesians' various engagements with the Arab world. |
ketika cinta bertasbih 1: Catatan Ringkas Stilistika Andri Wicaksono, 2014-04-30 Buku ini merupakan sekuel dari buku yang terbit bersamaan, tapi berbeda pangsanya, yaitu Pengkajian Prosa Fiksi. Struktur pembentuk fiksi yang sengaja dipisahkan dari babonnya. Meskipun buku ini berdiri sendiri, dalam pengkajiannya tidak akan terlepas dari analisis struktur pada umumnya. Selain itu, ‘stilistika’ sebagai ilmu tidak hanya berpatokan pada jenis fiksi saja, melainkan lebih umum-kompleks, dengan prosedur-langkah kajian yang bisa jadi sama. Sudah pasti kajian stilistika tidak hanya terbatas pada wilayah fiksi saja, pun demikian pada ranah nonfiksi secara umum juga bisa. Penerbit Garudhawaca |
ketika cinta bertasbih 1: Doa dan Zikir Orang Sukses Zaki Zamani, 2013-01-01 Jemputlah kesuksesan Anda sekarang juga! Jangan putus asa. Kesuksesan memang tidak bisa diraih secara instan. Kita harus bekerja keras, sabar, dan berdoa. Pepatah Arab mengatakan, Kamu mengharapkan kesuksesan (keberhasilan), akan tetapi kamu tidak menempuh jalan untuk meraihnya, maka ingatlah bahwa sesungguhnya perahu itu tidak akan berlayar di atas daratan... Buku ini memuat tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk menuju kesuksesan. Dalam buku ini juga dimuat berbagai pengalaman suka dan duka mereka yang sukses, amalan-amalan yang perlu dilakukan, serta doa dan zikir yang dianjurkan bagi mereka yang mengharapkan dijemput kesuksesan. Buku persembahan penerbit MediaPressindoGroup |
ketika cinta bertasbih 1: Representasi Islam dalam film religi Lukman Hakim (S. Ag.), 2011 Representation of Islam in Ketika cinta bertasbih, an Indonesian Islamic romance film. |
ketika cinta bertasbih 1: Sastra Indonesia Lengkap Tim Sastra Cemerlang, 2018-01-01 Bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragam budayanya oleh karena itu kita sebagai warga negara Indonesia yang baik, wajib untuk melindungi dan melestarikan kebudayaan kita, salah satu budaya yang harus kita jaga adalah kesastraan bangsa yang begitu bergunanya bagi kita semua Kesastraan yang ada sekarang ini dari zaman ke zaman selalu kita jadikan referensi di kala kita akan membuat salah satu karya sastra Dengan ini kami mencoba menyusun rangkuman sastra Indonesia agar supaya dapat di jadikan referensi atau acuan untuk terus berkarya Buku persembahan penerbit IlmuCemerlangGroup |
ketika cinta bertasbih 1: Teras Literasi Tim Peramu , 2020-04-03 Buku ini hadir guna merangkum sebagian hasil tulisan para mahasiswa, baik yang telah maupun belum dipublikasi dengan memunculkan berbagai tema. Perjalanan para mahasiswa untuk mulai menulis tidak dapat disebut mudah, setiap individu memiliki ritmenya masing-masing. Ada mahasiswa yang sedari awal perkuliahan mengetahui dengan pasti tema apa yang akan ditulis, tetapi tidak sedikit juga mahasiswa yang sampai berulang kali berganti tema karena ketidaksesuaian minat ataupun referensi yang diharapkan. Perbedaan ritme ini kemudian semakin nyata ketika satu demi satu tulisan yang sudah dihasilkan coba dikirimkan ke berbagai media dan dipublikasi. Ternyata satu publikasi dapat mendorong lahirnya publikasi-publikasi lainnya. |
ketika cinta bertasbih 1: Majalah POPULAR Indonesia edisi April 2018 (e-book) , Majalah POPULAR Indonesia edisi April 2018. |
ketika cinta bertasbih 1: Cara Menikmati Ujian-Nya Muh. Ramli, 2020-10-19 Setiap orang akan mendapatkan ujian dalam hidupnya. Namun, itu bukanlah sesuatu yang perlu ditakutkan. Sebab, yang perlu kita takutkan dan khawatirkan adalah bagaimana akhir dari hidup yang kita jalani. Apakah akhir hidup kita dalam bermaksiat pada-Nya ataukah dalam keadaan berbuat ketaatan? Pastinya, setiap kita menginginkan akhir hidup yang penuh rahmat dan berkah. Akhir hidup yang husnulkhatimah. Oleh karena itu, ketika mendapatkan ujian kita harus mendekatkan diri kepada-Nya. Nikmati ujian yang Dia berikan. Sebab, setiap ujian yang Dia berikan merupakan bentuk cinta-Nya kepada kita, agar kita selalu mendekat kepada-Nya. |
ketika cinta bertasbih 1: Hijrah Asyik Muslimah Milenial Ririn Rahayu Astutiningrum dan Ratnani Latifah, 2019-11-04 Zaman sudah semakin maju. Sebagai remaja yang nantinya akan menjadi penerus bangsa, kita pun harus ikut bergerak maju. Jangan stagnan, minder atau merasa malu. Saat ini, masyarakat kita didominasi oleh generasi milenial untuk memegang kendali akan perubahan zaman. Generasi milenial adalah generasi masa kini di mana kehidupan mereka tidak dapat terpisahkan dari kemajuan teknologi. Melalui tulisan sederhana ini, kami bermaksud mengajak seluruh muslimah di mana pun berada untuk belajar dan terus belajar menjadi muslimah berkualitas di era digital. Kami bermaksud mengajak para muslimah untuk sama-sama berbenah; tetap menjadi muslimah kaffah yang selalu dekat kepada Allah, berbakti kepada orangtua, sahabat yang baik bagi teman-teman, serta muslimah milenial yang berkemajuan. |
ketika cinta bertasbih 1: Allah, Bagaimana Akhir Hidupku? Muh. Ramli, 2019-08-05 Setiap kita akan menemui kematian. Namun, itu bukanlah sesuatu yang perlu kita takutkan. Yang perlu kita takutkan dan khawatirkan adalah bagaimana akhir dari hidup yang kita jalani. Apakah akhir hidup kita dalam bermaksiat pada-Nya ataukah dalam keadaan berbuat ketaatan? Pastinya, setiap kita menginginkan akhir hidup yang penuh rahmat dan berkah. Akhir hidup yang husnulkhatimah. Namun, seiring kehidupan yang kita jalani, kadang kala atau bahkan sering kali kita terjatuh dan memilih hidup yang bertentangan dengan fitrah serta aturan syariat Allah. Lalu apa yang terjadi? Apakah kita bahagia? Apakah hidup kita berkah? Sama sekali tidak. Padahal kita memilih hidup yang mulia dalam dekapan aturan Allah. Bagaimana caranya? Temukan dalam buku ini. |
ketika cinta bertasbih 1: Generasi Emas Santri Zaman Now Nasrullah Nurdin, S.S., Lc., M.Hum., 2019-11-25 Santri saat ini sudah tidak bisa lagi dianggap sebelah mata, diremehkan, direndahkan, apalagi dinafikan wujudnya. Ada sekitar 4 juta lebih santri di seluruh Indonesia, yang diharapkan bersiap menghadapi tantangan globalisasi yang semakin kompleks dan kompetitif. Sebagai generasi muda Indonesia, santri, pelajar, mahasantri, ataupun mahasiswa, bahkan lulusan perguruan tinggi kenamaan lainnya harus menjadi bagian dalam memajukan bangsa dan menjawab tantangan dari kalangan yang menyangsikan masa depan Indonesia. Santri zaman now dalam buku ini digambarkan bahwa identitas mereka yang tetap santri, namun wawasan keislamannya luas, cakrawalanya kaya, adaptif terhadap perubahan zaman, visioner, serta akomodatif, dengan tidak mengubah karakter kesantriannya yang berilmu dan be-riy‰dhoh. Tidak usah berpikir panjang mau jadi apa setelah mondok. Yang penting, tugasnya sekarang ini hanyalah belajar dan terus mengukir prestasi gemilang. Nanti Allah yang akan angkat derajat kita sebagai orang-orang beriman dan memiliki ilmu. Buku ini mengurai kisah-kisah inspiratif yang membeberkan nilai, hikmah, dan falsafah kehidupan pondok pesantren. Banyak kisah menarik dalam dunia pondok pesantren, seperti yang akan ditebarkan di setiap lembaran buku ini. Selamat membaca. |
ketika cinta bertasbih 1: Ensiklopedi Perkembangan Bahasa Indonesia: Kesusastraan Indonesia Yunus Syam dkk, 2021-05-01 Buku digital ini berjudul Ensiklopedi Perkembangan Bahasa Indonesia: Kesusastraan Indonesia, merupakan tulisan yang berisi tentang Perkembangan Bahasa Indonesia yang dapat memberikan tambahan wawasan pengetahuan dan pencerahan bagi pembaca. Semangat untuk berbagi terutama dalam literasi khazanah pengetahuan Bahasa Indonesia yang mendasari penerbit menghadirkan konten-konten di buku digital ini. Penerbit berharap semoga konten yang diterbitkan ini bisa bermanfaat dan menjadi bahan pembelajaran serta panduan bagi siapapun juga. |
ketika cinta bertasbih 1: Hijab I'm in Love Oki Setiana Dewi, 2013-01-01 Ketika mengenalmu,hati slalu bertanya Sudah siapkah aku Akhirnya kumengerti,kutelah jatuh hati Dan menghijabkan diri Indahnya...oh teduhnya...cantikkan hatiku Hijab...hijab...I'm in Love Kau menjaga hati dan diriku Hijab...hijab...I'm in love Kutentram bersamamu Semenjak bersamamu, kau hiasi hariku Ceriakan selalu... Takkan kulepas lagi, karena kau tlah menjadi Bagian dari hidupku... Mereka slalu berkata Tuk Menunda dirimu Karena ingin menghijabkan hatinya dulu Namun sampai kapankah semua bisa berubah Karena hati manusia tempat khilaf dan salah (Hijab I'm in Love, Oki Setiana Dewi & Shindy Kurnia Putri ) Dalam buku ini, dengan bahasa yang ringan tapi menyentuh, Oki Setiana Dewi mengajak para Muslimah untuk benar-benar mencintai hijabnya.Dibalut bersama cerita-cerita inspiratif tentang pengalaman para Muslimah dalam berhijab, buku ini sangat menyentuh hati dan meyakinkan diri untuk terus berucap : hijab,I'm in love! |
ketika cinta bertasbih 1: Marketing to the Middle Class Muslim Yuswohady, 2014-08-19 The six principles of marketing to the middle class muslim #1. The principle of customer (Customers become more religious begin to search for spiritual value). #2. The principle of competition (Competition is about building brand persona). #3. The principle of positioning (Be an indusive brand, be an universal icon). #4. The principle of differentiation (Build authenticity through commitment and passion). #5. The principle of value (offer unique universal value, balance your product and spiritual benefits). #6. The principle of engagement (Connect your customer to each other, build a community of messengers). |
ketika cinta bertasbih 1: Terapi Virus Merah Jambu Anif Sirsaeba, 2008 |
ketika cinta bertasbih 1: Proceedings of the International Conference on Learning and Advanced Education (ICOLAE 2022) Mauly Halwat Hikmat, Yasir Sidiq, Naufal Ishartono, Yunus Sulistyono, Patmisari, Susiati, 2023-08-29 This is an open access book. The COVID-19 pandemic in the last two years has influenced how educational system works. Online learning became the primal policy taken by all institutions in the world to lower the risk of the virus spread. Despite the drawbacks of the online learning, teachers and students were accustomed with the distant learning through web meetings, Learning Management Systems (LMS) and other online learning platforms. In that time, topics under digital learning and education 5.0 were the main stakes in academic disseminations. This year some institutions start to conduct their teaching and learning process classically as before the pandemic, others are still continuing online and not few are in hybrid. This leaves a question: what learning reform should be made in post-pandemic era? This conference invites researchers, experts, teachers and students to discuss the coping solutions of the question. It is important for them to contribute to the understanding of re-imaging online education for better futures, innovative learning design, new skills for living and working in new times, global challenge of education, learning and teaching with blended learning, flipped learning, integrating life skills for students in the curriculum, developing educators for the future distance learning, humanities learning in the digital era, assessment and measurement in education, challenges and transformations in education, technology in teaching and learning, new learning and teaching models. Not limited to these, scholars may add another interesting topic related to learning reform in post-pandemic era to present. |
ketika cinta bertasbih 1: Religious Authority and the Prospects for Religious Pluralism in Indonesia Asfa Widiyanto, 2016 This book deals with the role and authority of such traditionalist Muslim scholars as A. Mustofa Bisri and Emha Ainun Nadjib in seeding religious pluralism in Indonesia. It shows that it is not necessary to base religious pluralism on liberal or modernist stances but rather on traditionalist attitudes. Religious pluralism can be smoothly connected to traditionalism, so that this may preserve greater credibility in the population. Traditionalist scholars may play a considerable role in promoting religious pluralism in the society, in general, and among anti-pluralist groups, in particular. The account of the role and authority of these traditionalist scholars is significant in revealing the prospects for religious pluralism in the country. (Series: ?Southeast Asian Modernities, Vol. 17) [Subject: Religious Studies, Southeast Asian Studies, Islamic Studies] |
ketika cinta bertasbih 1: Ipung Prie G. S., 2008 |
ketika cinta bertasbih 1: Mapping Leisure Ishwar Modi, Teus J. Kamphorst, 2018-02-06 This volume addresses the rich and varied thoughts, concepts, approaches and leisure practices in sixteen countries of three continents---Australia, Asia and Africa. The chapters showcase the diversity in the forms and ways in which the idea and practice of leisure have developed across space and time. However, the common thread through the chapters is that concepts and practices of leisure are found all over the world, from pre-historic settlements to the present-day consumer societies. Seemingly, being at leisure is a capacity of the human species present at birth and which develops in a variety of individual and societal contexts. Even in situations where leisure gets little official recognition as being an aspect of life---such as under colonial rule or in extremely work-centric societies---it needs to be contextually understood. This is a welcome addition to the literature on leisure studies from a global and comparative perspective. |
ketika cinta bertasbih 1: Menelusuri Pemikiran Progresif Tokoh Dakwah Nasional Dr. Luluk Fikri Zuhriyah, M. Ag, 2025-05-15 Melalui buku ini, para pembaca akan mendapatkan kesempatan untuk memahami pemikiran tokoh-tokoh dakwah yang tidak hanya melihat dakwah dari sisi praktis, tetapi juga dari perspektif ilmiah yang lebih sistematis dan terstruktur. Para tokoh dakwah yang dibahas dalam buku ini, dengan berbagai pendekatan dan metode yang digunakan, memberikan teladan dalam mengintegrasikan ilmu dakwah dengan tantangan zaman. |
ketika cinta bertasbih 1: Pacaran Ssama Islam Yuk Mus'adah Mardani, 2016-02-03 Suatu hari penulis ditanya oleh seorang akhwat, kenapa wanita sukar bahkan tidak berani mengungkapkan perasaannya kepada seorang laki-laki?? Mau tau kenapa,,,??? Temukan jawabannya di sini.! Di Pacaran Ssama Islam Yuk.!! sebuah buku motivasi untuk mendekatkan kita dengan agama Allah “Islam”, Semoga buku kecil ini menjadi penambah amal yang akan mengantarkan penulis ke pintu syurga di akhirat kelak. (A,,mi,,n) |
ketika cinta bertasbih 1: CINTA SUCI ZAHRANA Habiburrahman El-Shirazy, 2017-08-24 Zahrana adalah seorang wanita cerdas yang memiliki mimpi-mimpi tinggi. Sejak sekolah, ia tahu apa yang diinginkannya maka ia akan berusaha keras untuk meraihnya. Demi mengejar impiannya, Zahrana bahkan mengambil kuliah di dua jurusan di dua kampus berbeda pada waktu bersamaan. ia ingin menjadi ahli arsitektur, dan memanfaatkan serta mengajarkan ilmunya demi memajukan kualitas hidup masyarakat. Akan tetapi ada satu hal, yang tak disadari Zahrana. Karena keasyikannya berkutat dengan buku-buku, kuliah, dan menulis jurnal ilmiah internasional, dirinya menjadi semakin tua dan melawati batas umur seorang wanita untuk menikah. Apalagi dengan statusnya sebagai anak semata wayang, orangtuanya sudah berkali-kali menegur dan bersikap keras agar ia segera berrumah tangga. Di tengah ikhtiar dan kepasrahannya kepada Tuhan untuk segera bertemu dengan jodohnya, sebuah pinangan yang menakutkan justru datang kehadapan Zahrana. Buku persembahan Republika Penerbit [Republika, bukurepublika, Penerbit Republika, novel remaja] |
ketika cinta bertasbih 1: Mudahnya Menulis Ilmiah Dr. Iu Rusliana, M.Si., 2022-02-01 Ada dua cara yang mutlak diperlukan agar kemampuan menulis, khususnya bagi guru dan mahasiswa, yakni membaca teori serta mempraktikkan teori tersebut dengan tekun. Menulis saja tanpa teori, tidak akan bisa menghasilkan tulisan yang sistematis. Memahami teori menulis tanpa dipraktikkan, sama saja hasilnya: tidak menjadi sebuah tulisan. Jadi, kedua hal itu harus dilakukan dengan baik. Buku yang ada di tangan pembaca ini, berusaha menyuguhkan dua hal itu: teori dan praktik. Di dalamnya diuraikan secara sistematis bagaimana urutan membuat tulisan (artikel ilmiah di jurnal, artikel populer media massa, buku, laporan PTK, dan sebagainya) dengan terlebih dahulu disajikan “motivasi” mengapa harus menulis. Buku ini terdiri atas sepuluh bab. Bab pertama membahas seputar rangsangan, motivasi, dan semangat mengapa harus menulis. Bab dua mengupas cara membuat karya tulis ilmiah. Bab tiga mengulas cara menulis laporan penelitian tindakan kelas (PTK). Bab empat membahas cara menulis artikel di jurnal ilmiah. Kemudian, bab lima membahas cara menulis artikel ilmiah populer di media massa cetak dan online. Bab enam membahas cara menulis buku. Bab tujuh disajikan bahasa cara menulis kutipan dan menyusun daftar pustaka dengan memanfaatkan aplikasi. Bab delapan membahas cara mendeteksi plagiarisme. Adapun bab sembilan mengupas aplikasi manajer referensi dan bab sepuluh menyajikan kisah para penulis hebat yang karyanya banyak dibaca orang. Guru dan mahasiswa, atau siapa pun yang tertarik dengan dunia menulis, direkomendasikan memiliki dan membaca buku ini. Selamat membaca! Buku persembahan penerbit PrenadaMediaGroup #Kencana #PrenadaMediaGroup |
ketika cinta bertasbih 1: Proceedings of the 3rd International Conference on Educational Technology and Social Science (ICoETS 2024) Suci Maulina, Heri Fajri, Novita Diana, Fauziah Fauziah, Nurjannah Nurjannah, Auzan Qashary, Yuni Saputri, 2024-12-19 This is an open access book. The international conference on educational technology and social science is an international conference hosted and organized by Jabal Ghafur University annually. The 3rd conference will be held hybrid on September 25–26, 2024. This conference provides an opportunity to researchers, scholars, and educators to share their perspectives and research findings on education with the global audience. |
ketika cinta bertasbih 1: Proceedings of the International Seminar SEMANTIKS & PRASASTI 2023 Theme: Language in the Workplace (PRASASTI 2023) Djatmika Djatmika, Riyadi Santosa, Agus Hari Wibowo, Dyah Ayu Nila Khrisna, Bahtiar Mohamad, 2023-12-22 This is an open access book. Language in the workplace has been increasingly interesting object of language study. The gathering of language speakers with various social and cultural backgrounds makes the workplace a rich place with linguistic data for research. Varieties of spoken or written language, interaction between co-workers, miscommunication, meaning coming up in the interaction, the new technical terms related to certain professions, and language for virtual work are some many phenomena of language in the workplace that can become the object of linguistic research. |
KETIKA | English translation - Cambridge Dictionary
KETIKA translate: as, when, while, over. Learn more in the Cambridge Indonesian-English Dictionary.
KETIKA - Translation in English - bab.la
Find all translations of ketika in English like when, divot and many others. To support our work, we invite you to accept cookies or to subscribe. You have chosen not to accept cookies when …
Arti kata ketika - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online
Definisi/arti kata 'ketika' di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah 1 n waktu yang sangat singkat atau yang tertentu; saat: menantikan -- yang baik; rumah
What does ketika mean in Indonesian? - WordHippo
English words for ketika include when, as, moment, at the time when and at the same time when. Find more Indonesian words at wordhippo.com!
ketika in English - Indonesian-English Dictionary | Glosbe
Check 'ketika' translations into English. Look through examples of ketika translation in sentences, listen to pronunciation and learn grammar.
What does Ketika mean? - Definitions.net
This dictionary definitions page includes all the possible meanings, example usage and translations of the word Ketika. Did you actually mean kotoko or ketose ? How to pronounce Ketika?
ketika - Wiktionary, the free dictionary
From Malay ketika, from Sanskrit घटिक (ghaṭika, “ a period of time ”).
6 Arti Kata Ketika di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata ketika adalah waktu atau saat yang bertalian dengan nasib dan sebagainya (dalam perhitungan, primbon, atau tenung). Arti lainnya …
ketika (indonesia) - Kamus SABDA
ketika: : : Saat, pada waktu yang bersamaan. Definisi Singkat: point in time, moment; when (in the past). SE-: instant of time, a moment. Definisi Inggris: ^1 point in time, moment. 2 when (in the …
"ketika" - Bahasa Inggris terjemahan. - Kamus.net
How to say ketika in English? Find more about ketika, the meaning of ketika and translation of ketika from Indonesian to English on Kamus.net
KETIKA | English translation - Cambridge Dictionary
KETIKA translate: as, when, while, over. Learn more in the Cambridge Indonesian-English Dictionary.
KETIKA - Translation in English - bab.la
Find all translations of ketika in English like when, divot and many others. To support our work, we invite you to accept cookies or to subscribe. You have chosen not to accept cookies when …
Arti kata ketika - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online
Definisi/arti kata 'ketika' di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah 1 n waktu yang sangat singkat atau yang tertentu; saat: menantikan -- yang baik; rumah
What does ketika mean in Indonesian? - WordHippo
English words for ketika include when, as, moment, at the time when and at the same time when. Find more Indonesian words at wordhippo.com!
ketika in English - Indonesian-English Dictionary | Glosbe
Check 'ketika' translations into English. Look through examples of ketika translation in sentences, listen to pronunciation and learn grammar.
What does Ketika mean? - Definitions.net
This dictionary definitions page includes all the possible meanings, example usage and translations of the word Ketika. Did you actually mean kotoko or ketose ? How to pronounce …
ketika - Wiktionary, the free dictionary
From Malay ketika, from Sanskrit घटिक (ghaṭika, “ a period of time ”).
6 Arti Kata Ketika di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata ketika adalah waktu atau saat yang bertalian dengan nasib dan sebagainya (dalam perhitungan, primbon, atau tenung). Arti …
ketika (indonesia) - Kamus SABDA
ketika: : : Saat, pada waktu yang bersamaan. Definisi Singkat: point in time, moment; when (in the past). SE-: instant of time, a moment. Definisi Inggris: ^1 point in time, moment. 2 when (in the …
"ketika" - Bahasa Inggris terjemahan. - Kamus.net
How to say ketika in English? Find more about ketika, the meaning of ketika and translation of ketika from Indonesian to English on Kamus.net